JAKARTA, virprom.com – Tren dolar Amerika Serikat (AS) terus meningkat. Mata uang asing memberikan tekanan terhadap rupee selama sebulan terakhir. Tercatat, nilai tukar USD ke Rupiah selalu Rp 16.000 ke atas.

Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), mengatakan penguatan mata uang tentu dapat mempengaruhi harga jual sepeda motor.

Namun, kata mereka, kenaikan harga sepeda motor tersebut tidak terjadi secara spontan. Hal ini akan terjadi seiring penguatan dolar AS yang terus berlanjut.

Baca juga: Polytron: Pabrikan Jepang Tak Bisa Bikin Sepeda Motor Listrik Murah

“Untuk sepeda motor, kami sedang mengevaluasi nilai tukarnya, apakah ada kenaikan selama tiga bulan berturut-turut, kalau terus mungkin ada penyesuaian,” kata Sigit kepada virprom.com, Minggu (28/). 4/2024).

Namun, menurut Sigit, dampak penguatan dolar AS belum terlalu mempengaruhi harga sepeda motor produksi dalam negeri.

“Sepeda motor memiliki komponen yang sangat terlokalisasi. “Jika komponen atau bahan utama tidak harus diimpor, maka hal itu harus diubah,” kata Sigitt.

Baca juga: Video Tentang Rezim Kriminal, Anggap Jalan Kering

“Jika tren rata-rata tiga bulan (kenaikan nilai tukar) tidak signifikan, maka tidak berubah.” “Karena kandungan lokal kita di atas 90 persen,” ujarnya.

Sepeda motor yang dibawa dari luar negeri berbeda-beda. Menurut dia, harga sepeda motor impor bisa lebih cepat berubah akibat pengaruh nilai tukar dolar AS terhadap rupee.

“Ini berlaku untuk sepeda motor impor, bisa segera dilakukan koreksi. “Kalau tarifnya tidak berubah dalam beberapa bulan mendatang,” kata Sigit.

“Mungkin 2-3 bulan lagi untuk sepeda impor kalau trennya tidak melambat. “Kalau masih sebulan lagi, kita masih bisa berspekulasi,” ujarnya. Dengarkan berita dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.