Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Bekerja di luar negeri adalah cara lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun bagi sebagian orang India, hal ini merupakan sebuah bencana.

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak laporan tentang warga negara India yang “dihukum” untuk bergabung dengan tentara Rusia dan ikut serta dalam perang melawan Ukraina.

Para terpidana sebelumnya dijanjikan bekerja di Rusia melalui kedutaan atau media sosial. Pekerjaan yang ditawarkan cukup menjanjikan dan tidak perlu diragukan lagi, seperti juru masak atau ibu rumah tangga.

Alih-alih mencari pekerjaan ketika mereka tiba di Rusia, para narapidana dilatih untuk berperang dan dikirim ke pangkalan militer di Ukraina.

Baca juga: Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh Melawan Rusia

Maret lalu, Biro Investigasi Pusat India melaporkan setidaknya 35 warga negara India ditangkap dalam skema penipuan tersebut. Beberapa terluka parah dan yang lainnya meninggal.

Februari lalu, ada hampir sepuluh laporan kasus serupa. Para korban berusia antara 22 dan 31 tahun. Mereka mengatakan bahwa mereka menerima informasi dari agen atau media sosial dan bahwa pekerjaan yang dijanjikan kepada mereka adalah “bantuan dalam pengembangan militer di Rusia.

Para korban dan keluarganya juga melaporkan bahwa perusahaan meminta untuk menyediakan pekerjaan dengan uang muka sebesar rupee 300 ribu dengan bukti paspor Rusia jika para korban akan menjalani wajib militer selama beberapa bulan. Korban penipuan berasal dari keluarga miskin yang sebagian besar pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai supir tuk-tuk atau penjual teh.

Salah satu korban skema penipuan tersebut adalah Hemil Mangukiya dari Gujarat. Hamill dilaporkan tewas dalam serangan saat sedang bertugas. Ayah Hamill, Ashwin, mengatakan putranya ditempatkan sekitar 20-22 km di dalam perbatasan Ukraina dan hanya dapat meneleponnya sekali sehari karena akses jaringan seluler di perbatasan.

Ashwin mengatakan kepada BBC pada 23 Februari bahwa dia telah berbicara dengan putranya tiga hari sebelumnya. Dua hari kemudian, keluarganya menerima panggilan telepon. Alih-alih suara Hamil, keluarganya justru dihebohkan dengan kabar meninggalnya Hamil.

Pria bernama Imran yang menyampaikan kabar meninggalnya kepada keluarga Hamil, Hamil meninggal pada tanggal 21, sehari setelah ia menelepon ayahnya. Imran mengatakan serangan itu menewaskan Hamil saat Hamil sedang menggali bunker.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top