Dijebak Bertemu Elite Gerindra, Keluarga Korban Penculikan ’98 Sebut Upaya Pembungkaman

JAKARTA, virprom.com – Adik aktivis Wiji Thukul, Wahyu Susilo, menuding pertemuan keluarga korban penculikan 1998 dengan petinggi Gerindra menuding, untuk mencegah pelanggaran HAM bahkan kini marak terjadi.

Sebab, menurut Wahyu, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, masih menghadapi kendala terkait pelanggaran HAM, sebelum dilantik menjadi presiden terpilih.

“Saya kira cara-cara seperti itu adalah cara untuk membungkam korban atau dengan cara persuasi. Kalau tidak, kita bisa menggunakan represi, kata Wahyu dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Sebab hingga saat ini, menurut saya, Prabowo masih menghadapi kendala terkait perlindungan HAM yang menjadi tanggung jawabnya, kata Wahyu.

Baca Juga: Bertemu Pejabat Gerindra, 98 Keluarga Sandera: Kami Sudah Ditangkap

Menurut Wahyu, situasi keluarga korban penculikan tahun 1998 masih mengharuskan negara bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang terjadi.

“Saya kira posisi kita sudah jelas bahwa Prabowo Subianto harus tetap bertanggung jawab atas penghilangan paksa para aktivis pada tahun 97-98. Atau beberapa kasus pelanggaran HAM yang ada di tangannya, misalnya kasus Papua, kata Wahyu.

Sementara itu, putra Yadin Muhidin yang diculik pada 1998, Novridaniar Dinis, menegaskan persoalan perlindungan hak asasi Adam, ayahnya, dan korban lainnya tidak akan diperhitungkan hanya karena agenda pertemuan tersebut.

“Saya tidak bisa mengabaikan bantuan apa pun yang diberikan dalam rangka membuat kesepakatan dengan ayah saya. “Kalau mau diselesaikan, selesaikan di pengadilan HAM, jangan tiba-tiba diam-diam lalu ditaruh di Instagram,” kata Dinis.

Baca juga: Pengurus Gerindra Temui 14 Anggota Keluarga 98 Pekerja dan Korban, Dasco: Perkuat Solidaritas Persaudaraan

Selain itu, Dini juga terus melakukan pertemuan singkat dengan menipu keluarga almarhum agar bisa bertemu dengan petinggi partai Prabowo Subianto.

“Menurut sejarah, saya sebagai anak korban tidak mengetahui bahwa ada pertemuan antara keluarga 98 orang yang terbunuh tersebut, dan saya tidak mengetahui di mana kejadian tersebut terjadi. “Saya tidak diundang sama sekali,” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Harian Gerinda Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Gerinda Habiborokhman bertemu dengan keluarga orang hilang dan aktivis 1998 pada Minggu (4/8/2024).

Dasco menjelaskan, pertemuan itu dilakukan untuk mempererat silaturahmi.

Pertemuan dengan keluarga orang hilang ’98 dan aktivis ’98 juga dalam suasana silaturahmi. Mempererat tali persaudaraan,” kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2024).

“Kami tidak membicarakan apa pun, kami sepakat bahwa ke depan bersama-sama kita akan memikirkan bagaimana Indonesia akan bergerak,” ujarnya.

Baca Juga: Ganjar Tanya Soal Makam 13 Aktivis 1998, Prabowo: Tahu Tanggalnya, Berapa Orang Hilang di DKI

Namun pihak keluarga korban penculikan tahun 1998 menolak klaim Dasco dan menyatakan pertemuan mereka dengan petinggi suku Gerindra adalah jebakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top