Di Balik Layar Pemilihan Pemimpin Baru Hamas

Awal pekan lalu, para pemimpin Hamas berkumpul di Qatar untuk memilih pemimpin politik baru. Delegasi datang dari seluruh Timur Tengah.

Beberapa masih gemetar. Beberapa hari yang lalu, mereka bangun di pagi hari dan mendengar berita bahwa pemimpin politik kelompok tersebut, Ismail Haniyeh, tewas dalam ledakan di Teheran. Israel diduga melakukan ledakan tersebut, namun Israel belum mengakui atau menyangkal serangan tersebut.

Haniyeh memainkan peran penting dalam Hamas. Hamas memantau para perunding dalam pembicaraan dengan Israel. Dia menyeimbangkan keinginan kelompok militan Hamas melawan Israel, dengan seruan dari banyak pihak untuk mencapai solusi dan mengakhiri konflik.

Posisi yang kosong karena meninggalnya Haniya harus segera diisi. Upacara belasungkawa Ismail Haniya

Pada pemakaman di Doha, para pemimpin Hamas berbaris berdampingan di tenda putih besar yang dilengkapi karpet dan kursi mewah, dihiasi foto Ismail Haniyeh. Ratusan orang berkumpul untuk memberikan penghormatan kepada Haniya dan para penjaga.

Jurnalis BBC Rushdie Abualouf menulis dalam laporannya bahwa adegan itu lebih dari sekedar upacara peringatan Haniyeh. Menurut Abuluf, peristiwa ini menandai berakhirnya sebuah era dan dimulainya fase baru yang lebih radikal.

“Ini bukan pertama kalinya saya melihat para pejabat senior Hamas berkumpul untuk memilih pemimpin baru setelah pemakaman seseorang yang meninggal mendadak. Pada tahun 2004, saya menyaksikan mereka bertemu setelah Israel membunuh pendiri kelompok tersebut, Sheikh Ahmed Yass. Dalam sebulan, di rumahnya di Gaza, Israel menggantikan penggantinya, Abdel. “Aziz membunuh al-Rantisi,” tulis Abu’alluf.

Abualoof mengatakan diskusi di balik layar kali ini mencerminkan tingkat krisis dan tantangan yang dihadapi Hamas.

Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas. Hamas mengirim 251 sandera Israel ke Jalur Gaza.

Sejak itu, lebih dari 39.600 orang tewas dan puluhan ribu lainnya terluka akibat pembalasan militer Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top