Demokrat Tuding Suara PAN Meroket di Kalsel, Ricuh soal Saksi Pecah di MK

JAKARTA, virprom.com – Partai Demokrat mengkritik Partai Amanat Nasional (PAN) atas banyaknya perolehan suara di Banjar, Kalimantan Selatan, yang menyebabkan mereka tidak meraih kursi di DPR RI ke-1 dari Daerah Pemilihan (dapil) I Kalimantan Selatan. .

Perkara ini diajukan untuk pembuktian di Pengadilan Tinggi (HC) menyusul kontroversi pemilihan parlemen DPR RI 2024, Rabu (29/05/2024).

Dalam kasus Pak Deni Indrajana cs, Partai Demokrat menyebut perolehan suara PAN bertambah 6.066 suara di 8 Banjara.

Baca Juga: Keluarga Saksi Demokrasi Bingung Jelang Kontroversi Melawan PAN

Hal ini mengakibatkan PAN menambah perolehan suara di daerah pemilihan sebanyak 94.602 suara dan berhasil merebut kursi keenam sekaligus terakhir di daerah pemilihan tersebut.

Sedangkan Partai Demokrat di urutan berikutnya dengan perolehan 89.979 suara dan tidak mendapat kursi di DPR RI.

Berdasarkan pantauan virprom.com, kursi terakhir PAN akan diduduki oleh Pangeran Khairul Saleh, anggota DPR yang saat ini menjabat Wakil Ketua Komisi III DPR RI.

Jika tuntutan Demokrat terkabul, maka kursi Khairul Saleh akan jatuh ke tangan Demokrat karena perolehan suara PAN turun menjadi 88.536.

Perselisihan dua partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024 sempat menimbulkan kesimpangsiuran di Mahkamah.

Ibu dan bapak berteriak ke arah pintu saat saksi bernama Sulejman digiring masuk ke gedung MK oleh seorang pria.

Baca Juga: PAN, PSI, Golkar, dan Demokrat Beraliansi di Pilkada Bogor 2024, Kandidatnya Masih Tersembunyi.

Sulaiman terlihat mengenakan pakaian serba hitam, tertutup rapat, berkerudung, dan masker menutupi wajahnya.

Berdasarkan pantauan virprom.com, Sulaiman memegang erat tangan pria yang membawanya ke gedung Mahkamah Konstitusi saat orang tuanya berusaha melarikan diri.

“Aku kakaknya lho! Jangan memaksakan diri, keluarkan adikku!” kata sang ibu.

Orang tuanya sepakat bahwa Suleiman dianggap sebagai adiknya, karena dia setiap hari tinggal di rumah mereka.

Mereka mengaku tidak setuju dan mengkhawatirkan keselamatan mereka.

Sebab, sejak Suleiman dijemput pada Jumat (24/5/2024) dari Banjar Kalimantan Selatan, Suleiman belum bisa dihubungi hingga hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top