Dekranasda Aceh Selatan Angkat Motif Tradisional ke Ranah Fashion

JAKARTA, virprom.com – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) wilayah Aceh Selatan membawa dua motif tradisional ke dalam ranah fesyen.

Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Selatan Bd. Juliani Irwana mengatakan, kedua motif tersebut berasal dari suku Aneuk Jamei dan Kluet.

“Yang kami bawa dari Aneuk Jayme namanya Situnjuang dan Senuwan Kluet dari suku Kluet,” ujarnya di acara Aceh Muslim Fashion Festival (AMFF) di Sarina Mall, Jakarta, Sabtu (25/05/2024).

Sedangkan kedua motif ini sudah ada sejak dahulu kala dan menggambarkan kehidupan masyarakat Aneuk Jaime dan Cluet.

Bagi suku Aneuk Jamee, motif Situnjuang merupakan motif yang diturunkan secara turun temurun sejak masa kerajaan.

Motif rebung dengan ukiran melengkung ini menggambarkan kekuatan, keagungan dan keharmonisan masyarakat Aneuk Jaime.

Biasanya motif tersebut hanya digunakan oleh keluarga kerajaan, keturunan raja, atau orang-orang terhormat raja yang diangkat dalam suatu jabatan atau pangkat, jelas Juliana.

Biasanya motif Situnjuang hadir sebagai hiasan dalam acara adat masyarakat Aneuk Jamee, termasuk pernikahan.

Namun saat ini motif Situnjuang sudah bisa ditemukan dimana-mana di dunia fashion karena sudah “update”.

“Sekarang sudah banyak berubah. Ada kain bordir dan print sesuai selera masyarakat. Tidak hanya bajunya, ada juga tas dan souvenir, bahkan bros,” jelas Juliana.

Baca juga: Kecantikan Songkhet Aceh dan Pesona Ariel Tatum di Paris Fashion Week

Motif Tumbuhan Senuwan Kluet

Sedangkan motif Senuwan Kluet berasal dari kebiasaan masyarakat suku yang gemar bercocok tanam dan bercocok tanam.

Oleh karena itu, gambar motifnya terinspirasi dari hasil pertanian yang ditanam dan dipanen di masyarakat ini.

“Misalnya gamis dengan motif kekombrang, daun-daunan, dan buah lontar. Mereka diciptakan oleh tim kreatif Dekranasda Aceh Selatan yang bekerja sama dengan UMKM,” kata Juliana.

Makna di balik motif Senuwan Kluet adalah kegigihan masyarakat suku dalam bertani.

“Motif ini merupakan simbol kejayaan dan kemakmuran suku Kluet di Aceh Selatan. Alhamdulillah bertani membuat mereka lebih sejahtera, bisa menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi,” kata Juliana.

Sama seperti motif Situnjuang, motif Senuwan Kluet saat ini sudah bisa digunakan sehari-hari oleh masyarakat umum.

Untuk pembeliannya, produk fashion dengan motif Situnjuang dan Senuwan Kluet saat ini tersedia di toko offline Dekranasda Aceh Selatan yang berlokasi di Tapak Tuan.

Bagi yang berada di luar Aceh Selatan, bisa membelinya melalui akun Instagram @putripala_scraft yang dijalankan oleh Putri Pala, desainer lokal yang membantu Dekranasda Aceh Selatan mengembangkan kedua motif tersebut ke ranah fashion.

Harga produk bervariasi, mulai dari Rp 120.000 untuk tas, Rp 150.000 untuk syal, Rp 200.000 untuk hijab, Rp 300.000 untuk gaun, dan Rp 700.000 untuk rok lilit.

Baca Juga: Pentingnya Motif Situngzhuang dan Senuwan Kluet Hadir dalam Fashion Modern. Lihat berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top