Daya Beli Lemah, Masyarakat Pilih Mobil Bekas

JAKARTA, virprom.com – Pada tahun 2024, penjualan mobil baru diperkirakan akan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, atau setidaknya sama, yakni 1 juta unit. Sebab, daya beli masyarakat anjlok.

Agus Purwadi, pengamat industri otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan lesunya penjualan mobil baru disebabkan lemahnya daya beli masyarakat kelas menengah. Faktanya, kelas ini menerima sebagian besar mobil baru untuk digunakan.

Baca juga: Samsung Produksi Baterai untuk Kendaraan Listrik, Mampu Berkendara 900 Km dan Mengisi Daya dalam 9 Menit

Oleh karena itu, menurut Agus, tidak sedikit masyarakat yang beralih membeli mobil bekas. Pada tahun 2023, menurut data, penjualan mobil bekas minimal 1,5 juta unit.

Ada fakta yang mendasari angka tersebut bisa lebih tinggi karena banyak penjualan mobil bekas yang tidak terdaftar atau terdaftar secara resmi.

“Saya bicara dengan Pak Kukuh (Sekjen Gaikindo Kukuh Kumara) kemarin. Memang tahun lalu penjualan mobil bekas tercatat 1,5 juta unit,” kata Agus kepada virprom.com, Rabu (8/7/2024).

“Iya karena mobil bekas banyak sekali, ada yang dijual secara pribadi dan tidak melalui koperasi. Sebab, terus terang, kami merasa kelas menengah semakin sulit,” ujarnya.

Baca juga: Terjebak kemacetan di jalan raya setiap hari mudah menimbulkan stres pada masyarakat

Agus mengatakan mobil bekas semakin banyak dijual di masyarakat karena mobil bekas menjadi solusi menyikapi harga mobil yang semakin meningkat.

“Data mobil bekas tahun 2023 akan lebih tinggi dibandingkan penjualan mobil baru. Artinya masyarakat mencari alternatif yang lebih murah,” kata Agus.

“Masyarakat menengah tidak mampu membeli mobil baru, jadi yang mereka cari adalah mobil bekas. Karena rata-rata harga mobil baru lebih dari Rp 200 juta. Kalau mobil bekas harganya segitu, lumayanlah, karena harganya sudah LCGC- yakni lebih tinggi,” ujarnya.

Baca Juga: Pedal Rem MPV Elektrik M6 Bikin Retak, Ini Penjelasan BYD

Misalnya Toyota Avanza yang sempat dibanderol di bawah Rp 100 jutaan pada tahun 2004 atau saat pertama kali diperkenalkan, namun kini harga Avanza tipe terendah sudah mencapai Rp 239 jutaan.

Saat ini, “mobil murah” diwakili oleh Low Cost Green Cars (LCGC). Namun sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2013, harga LCGC juga dinilai lebih tinggi sehingga menyebabkan sebagian orang beralih ke mobil bekas.

Artinya mereka butuh, perlu, dan bebannya berat. Bagi kami, struktur harganya berat, mulai dari pajak, pembiayaan atau pembiayaan, bunganya cukup tinggi. Ini yang perlu kita ketahui. katanya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top