Dampak Kehadiran Marteen Paes untuk Persaingan Kiper Timnas Indonesia

virprom.com – Debut kiper Indonesia Marten Paes pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Arab Saudi menjadi perbincangan di internet. 

Di Major League Soccer (MLS), kehadiran pemain bertahan FC Dallas menambah dimensi baru di bawah Garuda. 

Para pecinta sepak bola Tanah Air sudah melihat kualitas dinamis yang dimiliki kiper berusia 26 tahun tersebut. 

Maarten Paes tak hanya piawai menangkap bola dan memblok tendangan bebas, tapi juga punya passing dan visi permainan yang berkualitas. 

Baca Juga: Indonesia vs Australia: Garuda percaya diri usai seri Saudi

Pelatih Persib Bojan Hodak melihat Maarten Paes sebagai pemain spesial saat bermain imbang melawan Jeddah di Indonesia.

Paes membaik pada menit ke-77 dengan menyelamatkan penalti karena pelanggaran. 

“Anda bisa melihat perbedaannya pada kiper (Marten Pace). Saya menonton videonya, dia berada di level lain. Dia kiper terbaik,” kata Hodak. 

Pelatih Kroasia menilai tak ada perbedaan tipis antara Paes dengan kiper terbaik Borneo FC Samarinda, Nadeo Argavinata. 

Sebenarnya kiper Kalimantan (Nadeo Argavinata) itu bagus, tapi ada beberapa hal yang membedakannya dengan Paes, ujarnya. 

Kini tak hanya Nadeo, bukan Hernando Ari, Adi Satryo pun harus bisa meningkatkan kualitasnya bersama Paes. 

Baca Juga: Indonesia bisa memberikan tekanan pada Australia karena tingkatnya berbeda-beda

Dampak persaingan sehat dibawah aturan 

Berbicara tentang goaltending, Hodak mengelola kompetisi goaltending timnya dengan sangat hati-hati. 

Pertengahan musim lalu (2023-2024), ia menurunkan kiper lawan Teja Paku Alam, Kevin Ray Mendoza, kiper timnas Filipina.

Hodak masih ingat saat diminta mendatangkan kiper asing.

Namun, ia mampu membuktikan bahwa keputusannya tidak salah. Mendoza mampu membawa Maung Bandung meraih gelar juara. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top