Cerita Wasit Bulu Tangkis Qomarul Lailiah, Perjuangan 15 Tahun Dapat Sertifikat BWF

virprom.com – Qamarul Lelia bercerita tentang perjuangannya menjadi satu-satunya wasit perempuan di Indonesia yang bersertifikat BWF. 

Wanita kelahiran Surabaya 24 September 1977 ini akan memimpin Indonesia Open 2024 yang digelar di Astor Sinan, Jakarta, 4-9 Juni 2024. 

Wasit bernama Lia sempat berbicara kepada media, termasuk virprom.com, usai memimpin pertandingan Carolina Marin (Spanyol) vs Chen Yufei (China) pada Sabtu (8/6/2024). 

Lia menuturkan, saat ini ia merupakan satu-satunya wasit bulutangkis putri Indonesia yang memiliki izin dari BWF. 

Baca Juga: Indonesia Open 2024: Kekecewaan merebak setelah Merah Putih tak sesuai ekspektasi…

Saat menjawab pertanyaan virprom.com, ia menjawab, “Kebetulan saya perempuan baru. Kayak laki-laki, alhamdulillah sudah ada 5 orang.” 

Lia yang memimpin Olimpiade Tokyo 2020 pun menjelaskan alasan banyak wasit Indonesia yang belum mendapat sertifikat BWF. 

Ia berkata: “Secara umum, praktik wasit kami tidak kalah dengan wasit asing. Saya jamin teman-teman kami lebih baik dari mereka.” 

“Satu-satunya penghalang adalah bahasa Inggris. Jadi kami sebagai pemimpin selalu menyemangati anak-anak muda kami. Jika Anda benar-benar ingin berada di level ini, suka atau tidak, suka atau tidak, Anda harus bisa berbicara bahasa internasional.” kata Lea. 

Baca Juga: Indonesia Open Gagal, PBSI Akan Cari Penyebab Performa Pemain Turun

Ini Indonesia, tapi kita tetap harus baca bahasa Inggris dulu baru praktek di lapangan,” kata Lia. 

Lia yang juga guru bahasa Inggris di SDN Sawunggaling 1 Surabaya pertama kali terjun ke lapangan pada tahun 1998. 

Dia kemudian mulai melatih wasit pada tahun 2000 dan 15 tahun kemudian meraih status wasit Bersertifikat BWF. 

Ia berkata: “Saya pertama kali bergabung dengan seorang teman pada tahun 1998 ketika saya masih kuliah. Kemudian saya dilatih sebagai wasit provinsi pada tahun 2000. Pada tahun 2015 saya mendapatkan (sertifikasi) BWF.”

Baca juga: Suara Fans Indonesia Open 2024: Kritik Harga Tiket, Saran untuk PBSI

Sebelum tersertifikasi menjadi BWF, Lia harus melewati berbagai tes mulai dari tingkat kabupaten, kota, hingga provinsi. 

Lalu ada ujian untuk mendapatkan sertifikasi Nasional B, sertifikasi Nasional A, sertifikasi Badminton Asia, dan sertifikasi Badminton Asia. 

Katanya, “Untuk itu mereka didatangkan dari kabupaten dan kota ke provinsi. Provinsi dianggap mampu membangun nasional.” 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top