CEO Telegram Terancam 10 Tahun Bui

virprom.com – CEO Telegram Pavel Durov didakwa dengan beberapa tuduhan ikut serta dalam kegiatan kriminal setelah dia ditangkap di Bandara Le Bourget di Prancis pada Sabtu (24/8/2024) malam waktu setempat.

Hal tersebut disampaikan Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Paris, Laure Bekou, dalam keterangan tertulis yang diperoleh situs berita teknologi ArsTechnica. 

Dalam dokumen yang dipublikasikan pada Rabu (28/8/2024) waktu setempat disebutkan Durov dianggap terlibat dalam transaksi dan aktivitas ilegal sejumlah kelompok kriminal di Telegram. 

Tuduhan ini mengancam pimpinan Telegram dengan hukuman 10 tahun penjara dan denda 500.000 euro (sekitar 8,5 miliar dolar). 

Baca juga: CEO Aplikasi Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Ini Alasannya

Selain itu, Bekuau mengatakan Pavel Durov tidak kooperatif saat meminta dokumen karena proses hukum dan alasan penyelidikan aplikasi chat Telegram. 

Saat itu, Bekuau juga menyebut pimpinan Telegram diduga memberikan program atau data yang dirusak dan dirancang untuk merusak dan menipu sistem pelacakan Telegram.

Ia juga disebut-sebut terlibat dalam penyebaran gambar pornografi anak, serta terlibat dalam perdagangan narkoba, penipuan, dan asosiasi kriminal hingga melakukan berbagai kejahatan melalui aplikasi Telegram.

“Kejahatan lain yang diduga dilakukan oleh Pavel Durov adalah kegiatan pencucian uang yang direncanakan, serta menyediakan layanan dan fasilitas kripto tanpa kejelasan dan pemberitahuan kepada pihak berwenang di Prancis,” tulis Bekuau dalam keterangan resmi, seperti dikutip KompasTekno dari ArsTechnica. Kamis . (29.08.2024). 

“Kurangnya kejelasan penyediaan layanan dan fasilitas kripto (di Prancis) tanpa sepengetahuan otoritas setempat tentu memperburuk pelanggaran peraturan yang ada di negara kita,” tambah Bekouau.

Baca juga: Profil Pavel Durov, CEO Telegram yang Ditangkap di Prancis, Seluruh Kekayaannya

Untuk saat ini, belum ada informasi bagaimana kelanjutan kasus CEO Telegram tersebut. Durov kini telah dibebaskan oleh pihak berwenang. Namun, seluruh aktivitas Pavel Durov akan diawasi secara ketat oleh otoritas Prancis. 

Ia juga harus memberikan uang jaminan sebesar 5 juta euro atau sekitar Rp 85,9 miliar, harus melapor ke polisi Prancis dua kali seminggu dan dilarang meninggalkan Prancis selama proses hukum dan penyelidikan sedang berlangsung. 

Nantinya, kasus Pavel Durov akan ditangani oleh C3N (agen siber di Perancis) dan ONAF (National Anti-Fraud Office of Customs) atau Kantor Anti-Fraud Nasional yang melekat pada Administrasi Bea Cukai. 

Hingga tulisan ini dibuat, Telegram belum merilis informasi resmi mengenai tuduhan terhadap Pavel Durov.  Investigasi mulai Februari 2024

Dalam dokumen yang sama, Bekouau mengatakan pihak berwenang Prancis telah menyelidiki Pavel Durov sejak Februari 2024. 

Investigasi ini diawasi oleh firma hukum dan pengadilan Prancis, bersama dengan OFMIN (Office Français de la Modernization et de l’Innovation Numérique), sebuah lembaga atau departemen pemerintah Prancis yang berfokus pada modernisasi layanan publik melalui inovasi digital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top