Bukan Cuma Mesin, Ban Mobil Ternyata Juga Bisa Overheat

JAKARTA, virprom.com – Masalah overheat tidak hanya terjadi pada mesin mobil, tapi juga pada ban bekas. Apalagi saat musim kemarau yang diperkirakan mencapai puncaknya pada Juli dan Agustus 2024.

Cuaca hangat membawa suhu jalan sehingga meningkatkan tekanan udara di dalam ban. Kondisi ini pun otomatis membuat ban berpotensi mengalami overheat yang bisa menyebabkan ban mengembang atau bahkan pecah.

Billy Kahyadi, Product and Regional Sales Manager Hankook Tire Indonesia, mengatakan ban yang terlalu panas dapat dicegah dengan adanya gesekan terus menerus antara ban dengan permukaan jalan yang panas. Selain itu, pada dasarnya setiap ban memiliki rating suhu dengan kapasitas retensi panas yang berbeda-beda.

Baca Juga: Daihatsu Sebut Rocky Hybrid Untuk Pasar Indonesia

Misalnya ban dengan temperatur A merupakan kelas tertinggi yang mampu menahan panas hingga 185 km/jam, sedangkan ban dengan temperatur B mampu menahan panas pada kecepatan 160 km/jam, dan ban dengan temperatur C hanya mampu menahan panas pada kecepatan 160 km/jam. Kecepatan 135 km/jam, namun sebagai pembalap kita harus banyak berharap di musim kemarau, agar kondisi ban selalu optimal, kata Billy dalam keterangan resminya, Sabtu (27/1). 7/2024).

Untuk mencegah ban mobil bekas terlalu panas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemilik sebagai tindakan pencegahan.

Yang paling penting adalah memeriksa tekanan udara. Menurut Billy, tekanan yang tepat dapat memberikan cengkeraman maksimal dan pengendalian yang baik, serta meredam getaran dan kebisingan dari permukaan jalan.

Baca juga: Ritual Wajib Setelah Ganti Ban Mobil

Ban yang tekanan anginnya rendah justru berdampak buruk karena dapat mengurangi efisiensi bahan bakar bahkan meningkatkan risiko ban kempes. Sedangkan jika terdapat udara berlebih dapat mempercepat keausan dan meningkatkan risiko tergelincir.

Ada beberapa rekomendasi umum mengenai tekanan ban yang ideal untuk setiap jenis kendaraan, misalnya MPV bagus 33-26 Psi, Sedan 30-33 Psi, Town Car 30-36 Psi, dan SUV 35-40 Psy.

Tips yang kedua adalah dengan melakukan rotasi ban secara rutin. Hal ini berguna untuk menjamin pemerataan penggunaan setiap part sehingga umurnya bisa optimal dan tentunya mengurangi biaya perawatan dalam jangka panjang.

“Idealnya lakukan rotasi ban setiap enam bulan atau 10.000 km. Teknik perputaran ban ada beberapa macam, mulai dari penggerak roda depan (FWD) yang mengubah posisi ban depan ke samping, sedangkan teknik penggerak roda belakang (RWD). yang menggerakkan ban belakang ke “depan menyilang, sedangkan ban all wheel drive (AWD) depan dan belakang digerakkan berdampingan secara menyilang,” kata Billy.

Berikutnya, untuk menghindari panas berlebih dan risiko ban pecah, sebaiknya pengemudi menghindari kebiasaan buruk seperti mengerem mendadak dan berkendara terus menerus dengan kecepatan tinggi dalam waktu lama.

Disarankan untuk beristirahat secara berkala untuk menurunkan suhu ban setelah lama bergesekan dengan aspal panas, minimal 30 menit setelah empat jam berkendara berturut-turut.

Baca juga: BYD M6 Technology Capital yang merupakan MPV listrik pertama di Indonesia

Keempat, pengemudi harus memahami bahwa mobilnya memiliki batas muatan maksimal yang direkomendasikan pabrikan. Semakin besar beban yang dipikul ban, maka semakin besar pula gesekan pada permukaan jalan yang panas sehingga meningkatkan risiko ban pecah.

Setelah itu, pemilik mobil wajib memastikan ban bekasnya dalam keadaan berfungsi. Misalnya, ban jalan beraspal tidak boleh digunakan di jalan tidak beraspal, hal ini dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko ban “berputar” yang pada akhirnya menyebabkan keausan tidak normal.

Demikian pula ban M/T yang dirancang untuk penggunaan off-road, bila digunakan di jalan aspal atau beton, akan mengalami keausan yang tidak normal. Penggunaan ban yang salah dapat mengurangi umur dan performa ban secara signifikan.

Baca juga: Komitmen Kia mendorong mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan

Keausan ban yang tidak tepat, kata Billy, seringkali menjadi penyebab utama terjadinya ban kempes sehingga penting untuk memilih ban dengan teknologi terbaik.

“Hankook hadir dengan teknologi Visual Alignment Indicator (VAI) yang memungkinkan pengemudi dengan mudah melihat keausan ban yang tidak merata. VAI bekerja melalui dua pasang lubang kecil di kedua sisi luar tapak ban, membantu memeriksa masalah keseimbangan ban,” ujarnya. . . Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top