BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

virprom.com – Deputi Bidang Implementasi dan Peningkatan Kapasitas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ibnu Suhaendra mengatakan negara harus hadir untuk melindungi seluruh Warga Negara Indonesia (VNI) dari terorisme.

Untuk itu, BNPT kini tengah merumuskan enam tantangan penanganan terorisme di masa depan pemerintahan baru Prabovo-Gibran. 

Dua tantangan yang perlu mendapat perhatian serius adalah kaitan warga negara Indonesia dengan Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan keterlibatan anak dan perempuan dalam terorisme. 

Ibnu menjelaskan, tantangan penanganan terorisme saat ini bermula dari semakin banyaknya perempuan dan anak yang terlibat dalam terorisme. 

Ia mengatakan, kini lebih dari 60 perempuan dan 20 anak di bawah umur terpapar terorisme. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di era pra-Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). 

Baca Juga: Pada Rapat CCPCJ ke-33 di Wina, Kepala BNPT Usulkan 3 Strategi Tangani Anak Korban Kejahatan Teroris.

“Organisasi teroris ISIS mengizinkan perempuan bahkan anak-anak untuk melakukan amalia,” ujarnya. 

Hal itu diungkapkannya saat #bincang-bincang terkait peristiwa teroris, Kamis (16/5/2024) di Habibi Center, Jakarta.

Menurut dia, partisipasi perempuan dan anak dalam terorisme biasanya dilakukan dengan cara sederhana dengan peralatan yang ringan dan murah. 

“Insiden teroris yang hanya melibatkan pisau atau korek api,” ujarnya dalam siaran pers. 

Ibnu menjelaskan, situasi perempuan dan anak yang terlibat terorisme juga menjadi perhatian penting karena terorisme harus dicegah melalui kehadiran perempuan. 

Baca juga: Selandia Baru Evaluasi Program Deradikalisasi BNPT

Ia yakin para ibu bisa menjadi garda terdepan dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan. 

“Kami menemukan bahwa anak-anak yang terlibat dalam terorisme diindoktrinasi sejak kecil. Terorisme ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan lambat laun tumbuh dari intoleransi dan radikalisasi, jelasnya. 

Oleh karena itu, kata beliau, peran ibu dan keluarga sangat penting dalam mengajarkan nilai toleransi, pengertian etnik, dan keharmonisan dalam keluarga.  

Tantangan selanjutnya, kata Ibnu, bisa jadi negara melalui program repatriasi WNI yang selama ini berada di pengungsian di Timur Tengah. 

“Harapannya kita bisa mendatangkan mereka ke sana. Ini sebagai bentuk perlindungan terhadap warga kita. Kita akan laksanakan program deradikalisasi terhadap mereka,” jelasnya. 

Baca Juga: Warung NKRI Dibuka Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Dekomisi

Selain kedua tantangan tersebut terdapat empat tantangan lainnya yaitu. kebangkitan terorisme, dinamika kekerasan di Papua, penggunaan teknologi dan pendanaan terorisme.  Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://vvv.vhatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top