Bertemu Delegasi Parlemen Thailand, Menpan-RB Anas Bahas Transformasi Digital

virprom.com – Kementerian Pemberdayaan Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) dikunjungi delegasi Parlemen Kerajaan Thailand, serta perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand.

Kunjungan ini dilakukan untuk belajar dari pengalaman reformasi birokrasi Indonesia, khususnya transformasi digital, pelayanan publik, dan sumber daya manusia (SDM) aparatur.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pan-RB Abdullah Azwar Anas menjelaskan bagaimana pemerintah Indonesia menerapkan transformasi digital, salah satunya adalah pengurangan proses bisnis.

Baca juga: Pertemuan Mendagri Tito dengan Menpan-RB Puji Capaian Reformasi Birokrasi Kemendagri

“Sekarang sudah ada arsitektur Sistem Dasar Elektronik Pemerintah (BES) dan kelompok koordinasi. Layanan akan kita integrasikan dalam satu portal, dimulai dengan penghentian penambahan aplikasi sesuai arahan Presiden,” kata Anas usai menerima delegasi di Kemenpan. Kantor RB, Jakarta, Jumat (28 Juni 2024).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai negara maju, Anas mengatakan integrasi dan interoperabilitas layanan digital sudah menjadi hal yang lumrah sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dalam mengakses berbagai layanan pemerintah.

Solusi yang tepat, kata dia, adalah dengan menciptakan lembaga yang mampu mengelola integrasi layanan digital pemerintah yang biasa disebut Government Technology (GovTech).

Menanggapi kebutuhan tersebut, ia mengatakan Indonesia sudah memiliki INA Digital sebagai GovTech. Tujuan utama INA Cifereca adalah menyatukan layanan digital pemerintah yang hingga kini terbagi dalam ribuan aplikasi milik kementerian atau lembaga.

Baca juga: Menpan RB akan tindak tegas ASN yang terlibat perjudian online

Nantinya INA Digital akan menggabungkan beberapa layanan prioritas dalam satu portal. Pelayanan terkait, menurut Anas, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, pembayaran digital, identitas digital, SIM online, izin keramaian, dan perangkat pemerintah.

“Layanan ini masih dalam tahap penerapan, akan kami selesaikan sekitar September-Oktober 2024,” ujarnya.

Sementara itu, Parit Vacharasindhu, juru bicara Partisipasi Publik di Dewan Perwakilan Rakyat Kerajaan Thailand, berpendapat bahwa Thailand dan Indonesia menghadapi tantangan serupa, seperti lembaga pemerintah yang memiliki aplikasi sendiri namun belum terintegrasi.

“Lebih mudah jika masyarakat memiliki satu layanan dalam satu platform. “Hal ini tidak hanya memudahkan akses terhadap layanan pemerintah, tetapi juga mengarah pada efisiensi dan transparansi sistem layanan,” kata Parit.

Baca Juga: Buka MPP di Ngavi, Menpan RB Sebut Layanan Kedepannya Cukup di Perangkat Seluler

Seperti yang Anda ketahui, Thailand saat ini sedang berupaya mengintegrasikan aplikasi pemerintah. Parit mengatakan, ada puluhan aplikasi yang dimiliki oleh lembaga pemerintah Thailand, bahkan ada lembaga yang memiliki lebih dari satu aplikasi.

“Permasalahan di sini menurut saya adalah sistemnya yang tidak mudah diintegrasikan, dan adanya ego industri dari lembaga tersebut,” ujarnya.

Selain itu, ia fokus pada literasi digital masyarakat di negara berkembang untuk menyeimbangkan transformasi digital yang digalakkan pemerintah.

Masyarakat Thailand menghadapi ancaman keamanan dan kejahatan dunia maya, katanya. Pasalnya, penggunanya sangat banyak sehingga rentan terhadap kejahatan dunia maya seperti phishing atau penipuan online. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top