Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

JAKARTA, virprom.com – Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Zaenur Rohman dari Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) mengingatkan panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) : masukan penonton lebih banyak mendengarkan.

Hal ini juga terlihat dalam kasus mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri yang terjerat kasus pemerasan, gratifikasi, atau suap terkait penanganan perkara hukum di Kementerian Pertanian (Kementan).

“Grup KPK harus mau menerima, mendengarkan, dan mempertimbangkan pandangan masyarakat; Jangan berasumsi Panel punya sumber informasi dari aparat negara lalu sendirian,” kata Zaenur kepada Kompas. com Jumat (10). /5/2024).

Menurut dia, aparatur negaralah yang patut diwaspadai oleh Dewan Pengarah KPK karena khawatir mempunyai kepentingan terhadap KPK.

“Jadi yang perlu diprioritaskan adalah masyarakat. “Orang yang berpengalaman mempunyai mata dan telinga ketika berinteraksi dengan calon pimpinan KPK di masa depan,” kata Zaenur.

Baca juga: Pukat UGM Soal Susunan Panitia Presiden KPK: Faktanya Presiden Lindungi Kepentingan Sendiri, Mulai dari Pansusnya Sendiri

Ia juga mengatakan, masyarakat lebih tahu siapa calon pemimpin yang berlatar belakang buruk dan bermasalah. Sebab, merekalah orang-orang yang berinteraksi dengan calon di lapangan.

Sebelumnya, Zaenur sempat mengatakan seharusnya Dewan Pengarah KPK didominasi oleh unsur masyarakat, bukan unsur pemerintah. Hal ini untuk menjamin independensi sehingga KPK juga bisa independen.

Jadi Dewan Pengarah KPK juga harus diisi oleh orang-orang yang jujur, mempunyai rekam jejak yang bersih, tidak mempunyai kepentingan atau vested interest, dan tidak mempunyai kepentingan politik yang partisan.

Apalagi, ia tidak pernah mempunyai permasalahan hukum, khususnya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, dan tidak mempunyai pandangan yang bertentangan dengan pemberantasan korupsi.

“Kalau Dewas KPK tidak punya integritas, kalau punya cacat etik, jangan harap pimpinan KPK jujur. Jadi panitia seleksi akan mencerminkan komisioner yang terpilih, jadi yang terpenting dari Panitia KPK adalah kejujuran, yang kedua, jauh dari kepentingan pribadi, kata Zaenur.

Baca Juga: Istana Pastikan Segera Pembentukan Dewan Pengarah KPK Presiden Akan Latih 9 Orang.

Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengupayakan nama-nama calon pimpinan KPK.

Dia mengatakan, panel yang sedang dibahas akan beranggotakan sembilan orang, terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat.

Anggota panelnya terdiri dari 9 orang, lima orang dari unsur pemerintah dan empat orang dari unsur masyarakat, kata Ari kepada virprom.com pada 9 Mei 2024.

Arı mengatakan, Presiden menyiapkan nama-nama tersebut dengan mempertimbangkan ekspektasi masyarakat.

Keanggotaan panel selanjutnya akan ditetapkan melalui keputusan presiden (Keppres).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top