Benarkah Puasa Intermiten Sebabkan Massa Otot Berkurang?

virprom.com – Diet intermittent fasting (IF) populer sebagai cara efektif menurunkan berat badan tanpa menghitung kalori. Namun masih banyak mitos mengenai diet ini, salah satunya adalah kekhawatiran akan hilangnya massa otot. 

Ada dua jenis utama diet IF. Yang pertama adalah dengan bergantian makan pada hari-hari tertentu. Ini melibatkan pergantian hari-hari dengan sedikit kalori dan hari-hari ketika Anda makan apa pun yang Anda inginkan.

Tipe kedua adalah makan dengan batasan waktu, di mana Anda makan apa pun yang Anda inginkan selama 4 hingga 10 jam setiap hari dan tidak makan sisanya.

Meski beberapa penelitian telah membuktikan puasa intermiten aman, banyak ahli dan masyarakat umum yang masih skeptis terhadap diet ini.

Ada kekhawatiran bahwa puasa dalam jangka waktu lama dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Ada kekhawatiran pola makan seperti ini bisa berujung pada hilangnya massa otot, gangguan makan, dan penurunan hormon seks.

Baca selengkapnya: Perhatikan waktu terbaik mengonsumsi protein untuk meningkatkan pertumbuhan otot

Dalam artikel terbaru yang diterbitkan di Nature Review Endocrinology, tim ahli dari University of Illinois di Chicago membantah mitos tentang keamanan diet puasa.

Penelitian ini dilakukan dengan meninjau studi klinis mengenai diet puasa. Penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis diet IF tersebut masih aman untuk kesehatan Anda.

Berikut beberapa temuan yang mungkin bisa menjawab beberapa kesalahpahaman Anda tentang diet IF.

– Diet puasa tidak menyebabkan kebiasaan makan yang tidak tepat.

Begitu pula dengan proporsi energi yang dikonsumsi yang berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak.

– Diet IF tidak menyebabkan gangguan makan, dan berbagai penelitian belum memastikan bahwa orang yang mengikuti diet ini mengalami gangguan makan.

Namun, semua penelitian memilih peserta dengan riwayat gangguan makan, dan peneliti mengatakan orang dengan riwayat gangguan makan sebaiknya tidak mencoba puasa intermiten.

Selain itu, dokter anak juga harus memperhatikan remaja yang mengalami obesitas dan mulai menjalani puasa intermiten. Pasalnya, kelompok ini berisiko lebih tinggi terkena gangguan makan.

Baca selengkapnya: Studi: Olahraga dan puasa intermiten menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan

– Diet intermiten tidak menyebabkan hilangnya massa otot. Penelitian telah menunjukkan bahwa pelaku diet intermiten dan pelaku diet lainnya kehilangan massa otot dengan kecepatan yang sama. Dalam kedua kasus tersebut, kehilangan otot dapat dicegah dengan latihan ketahanan dan peningkatan asupan protein.

– JIKA pola makan tidak mempengaruhi hormon seks. Meski ada kekhawatiran mengenai kesuburan dan gairah seks, puasa intermiten tidak berpengaruh pada estrogen, testosteron, dan hormon terkait lainnya. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top