Benarkah Israel Akan Hentikan Perang di Gaza demi Pembebasan Sandera?

TEL AVIV, virprom.com – Belakangan ini beredar kabar bahwa Israel akan membatalkan perangnya dengan Hamas di Jalur Gaza demi memprioritaskan pembebasan sandera dari tangan Hamas.

Berita tersebut dilaporkan di New York Times, yang mengatakan bahwa meskipun semua tujuan perang tidak tercapai, para komandan tertinggi Israel menganggap gencatan senjata sebagai cara terbaik untuk menjamin pembebasan sandera yang tersisa.

The New York Times melaporkan hal ini, mengutip pejabat keamanan Israel.

Baca juga: Macron serukan Perdana Menteri Netanyahu untuk mengakhiri perang Israel-Hizbullah di Lebanon

Namun, Perdana Menteri (PM) dan kepala staf militer Israel kemudian membantah laporan bahwa para jenderal mungkin mengakhiri operasi di Gaza sebelum mencapai semua tujuan.

Kedua tokoh tersebut menekankan pada Selasa (3 Juli) bahwa perang dengan Hamas akan menjadi “perjuangan panjang.”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya tidak akan menyerah pada “angin kekalahan.”

“Saya di sini untuk mengklarifikasi. Itu tidak akan terjadi,” Netanyahu menampik laporan tersebut, seperti dikutip kantor berita AFP.

Sementara itu, panglima militer Israel Helj Halevi mengatakan penghancuran infrastruktur Hamas akan memakan waktu lebih lama.

“Ini adalah perang yang panjang, namun dengan tekad dan ketekunan kami akan mencapai misi kami dan melemahkan pemberontak,” kata Halevi kepada tentara setelah meninjau operasi militer Israel di Gaza selatan.​

Halevi mengatakan lebih dari 900 tentara Hamas tewas dalam pertempuran di wilayah Rafah di Gaza selatan.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan kelompok Palestina dan mengembalikan semua sandera.

Baca juga: Pembebasan Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Picu Kontroversi di Israel, Perdana Menteri Netanyahu Perintahkan Penyelidikan

Dari 251 sandera yang diculik selama serangan Hamas, 116 orang dilaporkan masih berada di Jalur Gaza, termasuk 42 orang yang menurut pasukan Israel telah terbunuh.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sendiri berada di bawah tekanan kuat di negaranya sendiri untuk memulangkan para sandera.

Sementara itu, sekutu internasional Israel, termasuk Amerika Serikat, telah menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan alasan tingginya korban sipil.

“Jika Israel mencapai semua tujuannya, termasuk penghancuran Hamas dan pembebasan semua sandera, perang akan segera berakhir,” kata Netanyahu.​

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top