Belajar dari “Ransomware” PDN, Pakar: Sektor Kritikal Baiknya Diisi Profesional

JAKARTA, virprom.com – Pemerintah disarankan untuk melibatkan para profesional dalam pengelolaan layanan digital dan keamanan siber Indonesia agar perumusan dan adopsi kebijakan menjadi efektif dan efisien.

Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya angkat bicara soal serangan siber ransomware di Pusat Data Sementara Nasional (PDN).

Akibat serangan siber tersebut, data berbagai kementerian/organisasi tidak bisa diakses oleh pemerintah daerah karena dienkripsi oleh hacker.

Baca Juga: Polri Selidiki Dugaan Serangan Ransomware PDN

Menurut Alfons, pemerintah harus memprioritaskan penempatan orang-orang yang memiliki keterampilan dan pemahaman tentang dunia digital dan keamanan siber di kementerian atau organisasi yang menangani permasalahan tersebut.

Ia menilai hal itu harus dilakukan agar arah kebijakan terkait dunia digital menjadi agenda pemerintah sukses.

Oleh karena itu, untuk sektor-sektor kritikal sebaiknya diisi oleh tenaga-tenaga profesional agar organisasi dapat menjalankan fungsinya dengan sempurna dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, kata Alfons saat dihubungi virprom.com, Selasa (25/6/2021). 2018). . 2024).

Baca Juga: Minta Investigasi Peretasan Server PDN, Wapres: Jangan Terulang Lagi!

Alfons meyakini kritik umum terhadap pimpinan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang berlatar belakang militer dan jabatan Kepala Relawan Proyek Kementerian Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. pemerintah tidak bisa mengabaikannya.

Mengelola dunia siber di Indonesia, kata Alfons, membutuhkan orang-orang yang memiliki pelatihan teknis di bidang teknologi informasi dibandingkan yang memprioritaskan isu-isu kebijakan.

Alfons berharap peran unsur Badan Sandi Negara (Lemsaneg) yang terintegrasi di BSSN dapat dioptimalkan agar Indonesia siap menghadapi serangan siber seperti yang terjadi pada PDN Sementara.

“Bagi BSSN, termasuk Lemsaneg, diharapkan dapat mengoptimalkan keahliannya di sana, mengingat enkripsi menjadi kunci utama keamanan data di era digital ini,” kata Alfons.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebut pelaku serangan siber meminta uang tebusan sebesar 8 juta dolar AS jika pemerintah ingin membuka enkripsi pada sistem data PDN yang terinfeksi.

Baca Juga: Data masyarakat dikhawatirkan tidak aman pasca serangan siber PDN

“Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tadi mengadakan konferensi pers di Kominfo. Saya menginap karena harus datang ke sini. Ini serangan virus lockbit 302,” kata Budi Arie di Istana Kepresidenan Jakarta. . Senin (24/06/2024).

Sistem PDN di beberapa bandara, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, mengalami gangguan yang mengganggu pelayanan imigrasi sejak Kamis (20/06/2024).

Server PDN sementara yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur telah diserang oleh malware dan ransomware.

Organisasi yang mengelola server PDN Aldi Batera adalah konsorsium Telkom dan Lintasarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top