Batu Pertama Diletakkan, Kementerian KP dan FAO Siapkan Pembangunan Fishway di Sukabumi

virprom.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian FAO meletakkan batu pertama pembangunan saluran ikan atau tangga ikan di proyek IFish yang didanai oleh Global Environment Agency. Institut (GEF). ).

Pembangunan jalur ikan di Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) PT Metafora Andalan Utama, Sukabumi, Jawa Barat merupakan pilot project pembangunan jalur ikan pertama di Indonesia dalam upaya menjaga keanekaragaman air tanah.

Sekadar informasi, saluran ikan adalah suatu struktur yang dibuat untuk memudahkan pergerakan ikan.

Biasanya ikan-ikan tersebut menempel pada sungai, bendungan, atau bangunan lain yang melintasi sungai. Beberapa tangga ikan juga dibuat untuk membantu ikan mengatasi rintangan alam seperti air terjun.

Plt Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Pusdik KP) Yayan Hikmayani mewakili Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM), I Nyoman Radiarta mengatakan, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu fokus wilayah proyek IFish. . . Konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Baca juga: Harga KKP untuk Sertifikasi Halal Bisa Jadikan Indonesia Pusat Industri Perikanan Halal Global

Yayan menjelaskan, ikan gigi merupakan salah satu jenis ikan katadromik yang tumbuh di laut dalam. Setelah larva menetas, ujung ikan berubah menjadi elver atau ujung kaca.

Kemudian, kata Yayan, sesar kaca tersebut akan berpindah ke muara sungai yang kurang asin dan bergerak menanjak menuju kawasan perairan tawar. Nantinya, ikan tersebut akan bermigrasi ke laut setelah mencapai kematangan gonad dan bertelur di gua-gua laut.

“Keberadaan ikan sidat semakin terancam dengan berbagai pembangunan, terutama pemanfaatan sungai yang pada akhirnya menghambat lalu lintas ikan sidat,” kata Yayan dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/6/2024).

Yayan mengatakan Kabupaten Sukabumi merupakan jalur terpendek menuju habitat ikan sidat, sehingga upaya penyelamatan ikan sidat menjadi bagian penting untuk menjaga kelestarian sumber dayanya.

Baca Juga: Kota Tual dan Kepulauan Aru Menjadi Tempat Pemodelan Perikanan Terukur KKP

Dengan upaya besar yang dilakukan, Yayan berharap dapat meningkatkan pasokan kebutuhan dan pelayanan air setempat, khususnya untuk melestarikan ikan laut.

Setelah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban membangun jalur ikan untuk setiap invasi, Yayan dapat memastikan jalur migrasi tidak terhalang oleh belut dan spesies migran lainnya.

Dia mengatakan, kewajiban tersebut mencakup persyaratan izin pengusahaan sumber air atau izin pembangunan waduk.

“Implementasi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Nomor 1 Tahun 2023 dan Persyaratan Persetujuan Pembangunan Bendungan Mikrohidro di Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat dan Implementasi Badan Usaha Swasta PT Metafora yang merupakan perusahaan yang akan membangun bendungan mikrohidro di Sungai Cicatih juga akan membangun “saluran ikan wewer” miliknya, ujarnya.

Baca juga: KKP Ungkap Minyak Ilegal dan TPPO di Maluku

Selain itu, kegiatan percontohan budidaya sidat yang dilakukan oleh IFish, Pemerintah Federal (Pemkab) Sukabumi mempunyai program budidaya barang murah terdistribusi (Si Bulat Merah) dengan pendanaan dari Pemerintah Daerah (Pemprov) Jawa Barat), sambungnya. .

Terkait inisiasi zona perlindungan, Yayan mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan UNESCO Global Geopark (CPUGG) Ciletuh-Palabuhanratu dengan dukungan IFish telah memperkenalkan zona perlindungan sidat di Zona CPUGG yang memasukkan sidat sebagai spesies penting – CPUGG.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top