Banyak Misteri yang Ditinggalkan Thomas Crooks, Penembak Trump

WASHINGTON DC, virprom.com – Banyak misteri seputar Thomas Crooks, tersangka penembakan Trump. Pakar komputer berusia 20 tahun.

Dia mendapat tempat di program teknik di universitas.

Namun, kunjungan belajar tersebut terpaksa terhenti karena tertembaknya mantan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga: Elon Musk Tawarkan Rp 729 Miliar Setiap Bulan untuk Dukung Trump

Sebelum kejadian, Thomas mondar-mandir di dekat gedung penyimpanan di luar lokasi kampanye Trump.

Petugas memperhatikan gerakan mencurigakan Thomas dan mencoba memeriksa apa yang dilakukan Thomas.

Saat dia berada di atap, seseorang yang melihatnya mengatakan bahwa pria di atap itu memegang pistol.

Polisi melihat seorang pria berdiri di atap dengan senapan jenis AR-15. Petugas itu kemudian turun ke tanah, kata Sheriff Butler County kepada Reuters.

Dari jarak sekitar 120 meter, Thomas kemudian melepaskan beberapa tembakan ke arah Trump, melukai telinga Trump, membunuh seorang pengamat dan melukai dua lainnya, sebelum ditembak balik oleh penembak jitu Dinas Rahasia di gedung terdekat.

Menurut Reuters Fotografaja, Thomas Crooks menembakkan senapannya sekitar pukul 18.10 waktu setempat.

Empat hari setelah upaya pembunuhan tersebut, gambaran yang masuk akal tentang momen-momen sebelum penembakan telah muncul. Namun, ideologi Thomas dan alasan tindakannya masih menjadi misteri.

Baca juga: JD Vance pernah membandingkan Trump dengan Hitler

Tinjauan Biro Investigasi Federal terhadap telepon Thomas Crooks mengungkapkan bahwa dia sedang mencari foto Presiden Joe Biden dan Trump.

Seperti tokoh terkenal lainnya, pada hari-hari menjelang penembakan, New York Times melaporkan pada hari Rabu, AS.

Menurut laporan itu, Crooks juga mencari tanggal penampilan publik Trump dan Konvensi Nasional Partai Demokrat.

Dia juga mencari kata “gangguan depresi mayor” di ponselnya. Reuters tidak dapat mengkonfirmasi laporan tersebut secara independen.

Penembakan ini dilatarbelakangi oleh kekerasan dan ancaman politik selama bertahun-tahun di Amerika Serikat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top