Banyak Hacker Pakai AI untuk Serang Sistem, Cisco Punya Penawarnya

virprom.com – Teknologi kecerdasan buatan (AI) memiliki sisi positif dalam meningkatkan produktivitas manusia. Namun di satu sisi, kecerdasan buatan mempunyai banyak implikasi atau ancaman, salah satunya terkait dengan bidang keamanan siber. 

Hal tersebut disampaikan pada Cisco Security Summit 2024 Indonesia yang diselenggarakan pada Rabu (05/06/2024) oleh Ko Juan Huat, Chief Cyber ​​Security Supervisor Cisco, penyedia teknologi jaringan dan solusi keamanan di kawasan ASEAN. 

Dalam konteks ini, Huat mencatat bahwa ada banyak pelaku kejahatan, atau peretas, yang kini menggunakan kecerdasan buatan untuk menyerang sistem perusahaan atau korbannya melalui Internet. 

Baca juga: Cisco Luncurkan Solusi Keamanan Berbasis AI di Jakarta, Pembicaraan Lindungi Jaringan

Dia tidak menyebutkan berapa banyak peretas yang kini mengandalkan kecerdasan buatan. Namun, ia menjelaskan serangan jenis ini akan lebih kompleks dan sulit dideteksi pada sistem karena lebih pintar dibandingkan serangan “konvensional” yang tidak mengandalkan kecerdasan buatan.

Huat melanjutkan, dua jenis serangan siber yang menggunakan kecerdasan buatan yang paling umum saat ini adalah malware (malware) dan phishing (penipuan).

Huat melanjutkan kedua jenis serangan siber tersebut dan menggunakan model serangan baru yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan.

Selain menciptakan karya seni baru, generasi AI berikutnya dalam industri peretasan juga menciptakan metode serangan baru yang lebih canggih.

“Penipuan phishing AI adalah contoh bagaimana penjahat menggunakan teknologi baru untuk menyebarkan ransomware (malware pengunci sistem) dan malware dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Huat.

Ke depan, menurut laporan Indeks Kesiapan Keamanan Siber 2024 yang dirilis Cisco, sekitar 16 organisasi di Indonesia meyakini ancaman siber terkait AI akan menjadi salah satu dari tiga ancaman teratas terhadap keamanan siber tahun depan, tambah Huat. 

“Hal ini mengharuskan organisasi seperti Cisco tidak hanya mendeteksi dan merespons ancaman AI secara efektif, namun juga mendeteksi, menyelidiki, dan merespons berbagai ancaman pada skala robotika dan AI,” tambah Huatt.

Baca Juga: Cisco Bangun Pusat Data Cloud Keamanan di Indonesia Serangan siber modern juga perlu dilawan dengan kecerdasan buatan

Untuk mengatasi jenis serangan AI atau serangan cyber modern dengan lebih baik, Cisco telah memperkenalkan sejumlah strategi untuk menerapkan teknologi AI dalam solusi keamanan jaringan dan jaringannya. 

Secara garis besar, teknologi AI digunakan dalam tiga fungsi dan solusi utama: pengalaman asisten AI, deteksi AI dan deteksi ancaman AI, serta tindakan otomatis untuk memfasilitasi manajemen keamanan siber. 

“Strategi keamanan AI kami ada tiga: kami menggunakan AI untuk membantu perusahaan mengelola kebijakan keamanan mereka, memberikan deteksi cepat terhadap solusi keamanan, dan menyederhanakan respons keamanan,” jelas Huat. 

Tiga tujuan yang diuraikan di atas merupakan strategi Cisco dalam menyediakan solusi keamanan di masa depan. Saat ini Cisco telah memiliki beberapa solusi berbasis AI, dua di antaranya adalah Cisco Hypershield dan Cisco AI Security Assistant. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top