Banjir Nepal Tewaskan 170 Orang, 42 Korban Hilang

KATHMANDU, virprom.com – Banjir di Nepal menewaskan sedikitnya 170 orang, dan 42 korban hilang, kata Kementerian Dalam Negeri, Minggu (29/9/2024).

Di hari yang sama, warga ibu kota Nepal, Kathmandu, kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan lumpur sisa banjir.

Banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh curah hujan di Asia Selatan biasa terjadi pada musim hujan dari bulan Juni hingga September. Para ahli memperingatkan bahwa frekuensi dan tingkat keparahan perubahan iklim semakin meningkat.

Baca juga: Saat Negara-Negara di Eropa Banjir…

Setiap kawasan pemukiman di Kathmandu terendam banjir selama akhir pekan. Banjir bandang dilaporkan terjadi di sungai-sungai yang mengalir melalui ibu kota, menyebabkan kerusakan parah pada jalan raya yang menghubungkan kota tersebut dengan seluruh wilayah Nepal.

Kumar Tamang, warga kawasan kumuh di tepi sungai, mengatakan kepada AFP bahwa ia dan keluarganya harus mengungsi setelah tengah malam pada Sabtu (28/9/2024) karena air mengalir ke gubuknya.

“Kami kembali pagi ini dan segalanya tampak berbeda,” kata pria berusia 40 tahun itu.

“Kami bahkan tidak bisa membuka pintu rumah karena penuh lumpur,” ujarnya. “Kemarin kami khawatir air akan membunuh kami, namun hari ini kami tidak punya air untuk dibersihkan.

Baca Juga: Banjir Bir London 1814 Tsunami Tenggelamkan Beer St Giles Banjir Besar Myanmar Tewaskan 226 Pekerja Kereta Api Thailand Terdampar di Goa Selama 3 Minggu Terjebak Lagi di Atap Saat Banjir

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nepal Rishi Ram Tiwari mengatakan kepada AFP bahwa buldoser dikerahkan untuk membersihkan beberapa jalan raya yang tertutup puing-puing.

“Lebih dari 3.000 orang telah diselamatkan,” katanya.

Sedikitnya 35 orang tewas dalam tiga kendaraan ketika mereka terkubur hidup-hidup ketika terkena tanah longsor di jalan raya selatan Kathmandu, kata juru bicara kepolisian Nepal Dan Bahadur Karki.

Departemen hidrologi dan meteorologi Nepal mengatakan data awal dari stasiun di 14 distrik telah mengukur curah hujan terbanyak dalam 24 jam hingga Sabtu pagi.

Stasiun bandara Kathmandu, misalnya, mencatat curah hujan sekitar 240 milimeter, jumlah tertinggi sejak 2002.

Baca juga: Media Korea Selatan Sebut Kim Jong Un Akan Eksekusi 30 Pejabat Karena Gagal Tangani Banjir Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top