Bahaya Mata Minus Tinggi pada Anak

virprom.com – Miopia atau rabun jauh merupakan gangguan penglihatan yang paling umum dialami anak-anak. Kehilangan penglihatan mendadak ini dapat diperbaiki dengan kacamata, lensa kontak, atau prosedur LASIK.

Miopia pada anak dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan seringkali disebabkan oleh aktivitas yang dekat seperti menggunakan alat atau handphone.

Jumlah anak yang menderita miopia semakin meningkat. Di Singapura, 65 persen anak usia 12 tahun sudah memakai kacamata, dan jumlah anak dengan gangguan penglihatan telah meningkat secara signifikan.

“Miopia tinggi terjadi ketika miopia -6,00 dioptri atau lebih,” kata Dr. kata Janice Lam.

Terkadang ada anak yang salah satu matanya tergolong miopia sedang dan mata lainnya tergolong miopia tinggi.

Anak-anak yang orangtuanya menderita miopia tinggi atau yang mengalami rabun jauh sejak dini pada masa kanak-kanak, lebih besar kemungkinannya untuk mengalami miopia tinggi seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Memprediksi Lebih Sedikit Mata di Masa Depan Menggunakan Biometrik Optik

Ablasi retina

Menurut Dr. Lam, jangan remehkan tingkat keterikatan pada anak yang relatif tinggi. Kondisi ini meningkatkan risiko ablasi retina yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.

Ablasi retina terjadi ketika lapisan tipis di bagian belakang mata (retina) terlepas.

“Bayangkan mata itu seperti balon dan retina adalah kulit dari balon tersebut. Semakin besar balonnya, maka semakin merenggangkan kulit sehingga semakin tipis. Ada kalanya balon tersebut melar melampaui batas kemampuannya dan menyebabkan robekan. Ablasi retina,” kata Dr. Lam.

Gejala ablasi retina antara lain muncul bintik (bintik dan garis) atau kilatan cahaya pada mata, muncul bayangan gelap pada penglihatan, atau pandangan kabur.

Jika Anda melihat gejala-gejala tersebut, segera pergi ke rumah sakit. Pembedahan seringkali diperlukan untuk mencegah kehilangan penglihatan.

Faktor risiko miopia tinggi lainnya adalah masalah penglihatan pada orang dewasa, termasuk degenerasi makula, katarak, dan glaukoma.

Baca juga: Jarang Diperhatikan, Berikut 4 Penyebab Low Vision dan Cara Mencegahnya

“Mengurangi miopia hingga minus satu akan mengurangi risiko gangguan penglihatan,” ujarnya.

Kebanyakan refraksi mata mulai stabil saat anak memasuki usia remaja. Namun menurut dr Lamin, ada juga miopia yang terus meningkat hingga usia 20 tahun.

“Miopia akan stabil ketika panjang mata berhenti bertambah. Namun pada beberapa pasien, pertumbuhannya terus berlanjut hingga mencapai usia dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh faktor gaya hidup atau kondisi mata yang menyebabkan sel mata meregang dan memanjang,” jelasnya.

Untuk memperlambat perkembangan gangguan mata, orang tua bisa mengajarkan anak untuk membatasi penggunaan gadget. Setelah menggunakan alat selama 20 menit, istirahatkan mata dengan melihat objek jauh selama 20 detik.

Saat ini terdapat lensa khusus, atau Ortho-K, yang membantu membentuk chorea mata untuk sementara. Lensa kontak ini biasanya dipakai pada malam hari saat tidur.

Baca Juga: Menormalkan Mata Kecil Tanpa Operasi Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top