Bahaya Laten Bus Pariwisata, Banyak Makan Korban

JAKARTA, virprom.com – Belakangan ini, kecelakaan bus wisata kerap mewarnai pemberitaan lalu lintas Indonesia. Tidak hanya merugikan dari segi materi, kecelakaan bus wisata juga memakan banyak korban jiwa.

Peristiwa terbaru melibatkan bus yang membawa beberapa siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat.

Bus ini tergelincir saat melewati jalan utama Desa Palasari pada Sabtu (11/5/2024) sore. 11 korban diketahui tewas di lokasi kejadian.

Baca juga: Panaskan Mesin Mobil matic, Tuas Transmisinya N atau P?

Sebelumnya, kecelakaan bus terjadi pada Rabu (20/3/2024) juga di kawasan Jalan Raya Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Bus PO Sinar Dempo PT Sinar Dempo Bangun Persada mengalami rem blong. Berdasarkan informasi, pengemudi tidak mampu mengendalikan kemudi saat bus melaju di kawasan yang kondisi jalannya menurun.

Kemudian, hampir setahun lalu, terjadi kecelakaan bus wisata pada Minggu (5 Juli 2023) di jalur objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Akibat rem blong, bus tersebut terbalik dan terjun ke sungai dekat jembatan yang menghadap Guci.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Bus Wisata Subang Diduga Tak Ada Remnya

Ahmad Wildan, Ketua Penyidik ​​Komite Nasional Keselamatan Jalan (KNKT), mengatakan sebagian besar kecelakaan bus terjadi di jalan menurun.

“Saat di jalan seperti itu, pengemudi kurang memahami medan sehingga menggunakan gigi yang lebih besar,” kata Wildan, menulis kepada virprom.com (5 Desember 2024).

“Padahal dia menggunakan gigi atas, dia mengerem berkali-kali hingga berujung pada kecelakaan,” ujarnya.

Baca Juga: Hindari Rem Blong, Begini Cara Mengerem Sepeda Motor Self-Propeler di Turunan

Selain faktor tersebut, kecelakaan bus wisata juga dapat disebabkan oleh tidak berfungsinya bagian-bagian kendaraan, khususnya sistem rem.

Padahal, jika para pengemudi ini bisa mengidentifikasi dengan cepat, dengan melakukan pengecekan sebelum melakukan perjalanan, seharusnya bisa mencegah terjadinya kecelakaan, kata Wildan.

“Karena tidak terjadi, kegagalan itu terjadi saat kita di jalan. Harus ada di awal, sebelum perjalanan,” ujarnya.

Baca Juga: Hasil MotoGP Prancis 2024; Martin Juara, Marquez mencuri etape 2 di Bagnaia

Sementara itu, Djoko Setijowarno, akademisi program studi teknik sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Presiden Bidang Pemberdayaan dan Pembangunan Daerah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, mengatakan banyak organisasi produsen bus yang tidak memiliki manajemen yang sistematis.

Menurut dia, pengawasan terhadap bus wisata harus ditingkatkan dan perusahaan bus yang tidak mematuhi aturan administratif harus diberi sanksi.

“Sudah saatnya pengusaha bus yang tidak mau diperlakukan sebagaimana mestinya ditindak. Hingga saat ini, pengemudi selalu menjadi korban dalam setiap kecelakaan bus,” kata Djoko, Minggu (12 Mei 2024).

Baca juga: Bus Kecelakaan di Subang, Bus Tak Berperizinan dan KIRnya Sudah Habis

Ia juga mengatakan, hanya masalah waktu saja sebelum perusahaan bus tersebut menggugat. Pemilik lama juga harus bertanggung jawab.

Oleh karena itu, kasus serupa dengan alasan yang sama terulang kembali. Informasi STNK, KIR dan izin harus digabungkan dan diintegrasikan menjadi satu kesatuan sebagai alat pemantauan dan pengelolaan, kata Djoko. Simak berita terbaik dan berita pilihan kami. langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top