Bagaimana Cara Singapura Memonopoli Konser Taylor Swift di ASEAN?

Penyanyi pop terkenal Taylor Swift kembali ke Eras Tour, di mana ia menampilkan lagu-lagu terbaiknya di konser yang diadakan di berbagai negara di dunia.

Eras Tour tahun ini dimulai pada bulan Februari lalu dengan pertunjukan pertama di Tokyo dan dilanjutkan ke Melbourne, Sydney, Singapura, Paris, Stockholm, Lisbon, Madrid, Lyon, Edinburgh, Liverpool, Cardiff, Dublin, Amsterdam, Zurich, Milan, Gelsenkirchen dan Hamburg . , Munich, Warsawa, Wina dan London.

Eras Tour 2023 dipuji sebagai salah satu ajang tur musik tersukses sepanjang sejarah, dengan pendapatan kotor melebihi satu miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp15,5 triliun. Eras Tour edisi 2023 yang berlangsung Maret hingga Desember ini mendatangkan keuntungan besar dari penjualan 4,35 juta tiket.

Baca Juga: Belajar dari Konser Eksklusif Taylor Swift di Singapura

Taylor Swift diperkirakan menghasilkan $200 juta (R3,1 triliun) dalam penjualan merchandise melalui Eras Tour-nya. Selain itu, film dokumenter yang diadaptasi dari tur bertajuk “Taylor Swift: The Eras Tour” juga dilaporkan meraup $250 juta (Rs 3,8 triliun), menjadikannya film konser terlaris sepanjang masa.

Kesuksesan Eras Tour tidak hanya menguntungkan Taylor Swift, namun juga negara-negara yang berpeluang menjadi tuan rumahnya. Swifties, penggemar setianya, rela bepergian ke tempat-tempat baru untuk mendapatkan kesempatan sekali seumur hidup melihat artis favoritnya di atas panggung.

Eras Tour tahun lalu terbukti meningkatkan pariwisata di seluruh dunia. Hotel-hotel yang terletak di kota-kota tempat Eras Tour diadakan mengalami harga sewa yang meroket dan bahkan mencatatkan harga sewa yang tinggi.

Akan ada keuntungan ekonomi yang besar bagi tempat dimana Taylor Swift tampil. Tak heran jika para pemimpin dunia, seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, meminta Swift untuk berkeliling negaranya.

Pada Eras Tour edisi tahun ini, Taylor Swift hanya mengunjungi satu negara di Asia Tenggara, yakni Singapura. Faktanya, Asia Tenggara merupakan rumah bagi banyak penggemar setia Swift, misalnya Kota Quezon di Filipina yang pernah tercatat oleh Spotify sebagai kota dengan jumlah pendengar Taylor Swift terbanyak kelima di antara kota mana pun di dunia. Cara Singapura untuk mendapatkan keuntungan

Swifties Asia Tenggara sangat kecewa ketika tahun lalu diumumkan bahwa Taylor Swift akan meninggalkan sebagian besar Asia Tenggara dan hanya singgah di Singapura dalam Eras Tour-nya. Hal ini tidak hanya memerlukan biaya perjalanan yang tinggi, namun mendapatkan tiket konsernya sendiri sangatlah sulit. Faktanya, banyak pendukung yang meminta anggota keluarga dan teman untuk mendaftar atas nama mereka dan menunggu berjam-jam di jalur online.

Setelah bersaing untuk mendapatkan tiket, jutaan penggemar di Asia Tenggara juga harus bersaing untuk mendapatkan penerbangan dan akomodasi, yang mengakibatkan kenaikan signifikan pada harga hotel dan penerbangan di Singapura, yang oleh para ekonom disebut sebagai “Swiftflation”.

Terbatasnya Eras Tour di kawasan ini memicu perdebatan, khususnya di kalangan negara-negara ASEAN. Mengingat Eras Tour tahun lalu membawa banyak keuntungan, beberapa negara ASEAN menuding Singapura melakukan monopoli melalui pengaturan khusus dimana keuntungan Eras Tour di Asia Tenggara hanya terbatas pada Singapura saja.

Rumor kesepakatan eksklusif telah memicu kemarahan negara-negara Asia Tenggara. Perdana Menteri Thailand Srttha Thavisin mengklaim bahwa Singapura membayar jutaan dolar per konser sebagai bagian dari perjanjian tersebut. Srettha Thavisin mengatakan promotor konser Taylor Swift, AEG, memberitahunya bahwa pemerintah Singapura menawarkan subsidi pertunjukan sebesar $2 juta hingga $3 juta sebagai bagian dari kesepakatan eksklusif.

Baca Juga: RI Tak Hadir di Konser Taylor Swift, Luhut: Kita Kurang Pintar

Rumor tersebut kemudian dibenarkan pihak Singapura bahwa memang ada kesepakatan eksklusif antara Singapura dan pihak penyelenggara Eras Tour. Pemerintah Singapura menyatakan bahwa Singapore Tourism Board mendukung acara tersebut melalui hibah.

Dia mengatakan mereka “menyadari bahwa akan ada permintaan besar dari warga Singapura, serta penggemar di seluruh wilayah, agar dia bisa tampil di Singapura, dan bekerja secara langsung dengan AEG Presents untuk memungkinkan Taylor Swift tampil di Singapura.” Namun, Singapura tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jumlah yang dibayarkan.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong membela kesepakatan eksklusif tersebut dalam konferensi pers Selasa (3/05/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top