Badan Gizi Tak Tahu Ada Usul Susu Sapi Diganti Susu Ikan untuk Program Makan Gratis

JAKARTA, virprom.com – Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hendayana mengaku belum mengetahui adanya usulan penggantian susu sapi dengan susu ikan dalam program pangan bergizi gratis.

“Saya tidak tahu siapa yang bicara,” kata Dadan di Kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (10/9/2024).

Dadan mengatakan, gagasan penukaran susu sapi dengan susu ikan untuk program pangan bergizi gratis akan dipertimbangkan.

Beliau bersabda: Jika pidato tersebut dinilai baik, maka akan diadakan.

“Kami pasti akan mempertimbangkan apa pun yang baik. Tapi kita lihat nanti,” kata Dadan.

Baca juga: Sekilas Perbandingan Nutrisi Susu Ikan, Susu Hewani, dan Susu Tumbuhan

Namun dipastikan belum ada rencana penggantian susu sapi dengan susu ikan.

“Tidak, kami belum menuju ke arah itu. Tidak, kami belum menuju ke arah itu,” kata Dadan.

Tampaknya tidak lazim bagi masyarakat umum untuk menggunakan susu ikan.

Susu ikan adalah cairan yang kemungkinan dihasilkan dengan mengolah ekstrak protein ikan.

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University Epi Taufik mengatakan, ekstrak protein ikan tidak termasuk dalam kategori susu menurut definisi baku.

Menurut CODEX Alimentarius (CODEX STAN 206-1999), susu adalah hasil sekresi alami hewan perah atau mamalia yang diperoleh dari satu atau lebih pemerahan tanpa penambahan atau ekstraksi dan dimaksudkan untuk dikonsumsi sebagai susu cair atau untuk diolah lebih lanjut.

Baca juga: Badan Gizi Sebut Tak Ada Rencana Gunakan Susu Ikan untuk Program Makan Gratis

Artinya, susu yang diidentifikasi CODEX harus berasal dari mamalia seperti sapi, domba, kambing, kerbau, kuda, unta, dan lain-lain, tanpa kombinasi bahan lain, ”ujarnya.

Lionfish sendiri pertama kali dilepasliarkan pada tahun 2016 di Indonesia. Saat itu, Koperasi Nelayan Minna Bahari (Indramayu) berkolaborasi dengan PT Give Teknologi Indonesia meluncurkan susu ikan dalam rangka Hari Ikan Nasional.

Susu ikan dibuat dengan mengekstraksi protein dari daging ikan. Daging ikan diolah melalui beberapa proses antara lain penggilingan, ekstraksi dan pemurnian hingga menghasilkan konsentrat protein ikan.

Konsentrat protein ikan tersebut kemudian dicampur dengan bahan lain untuk menghasilkan tekstur dan rasa seperti susu. Bahan tambahan yang digunakan dapat berupa pengemulsi air, penstabil dan perasa. Dengarkan berita terbaru dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top