Awas, 7 Makanan Ini Bisa Bikin Pipi Tembem  

virprom.com – Sebagian orang kerap menganggap pipi tembem menghalangi penampilan. Itu sebabnya banyak orang mencari cara untuk melangsingkan pipinya.

Jika Anda ingin mengecilkan pipi, salah satu caranya adalah dengan menghindari makanan yang bisa membuat pipi terlihat tembem. Pasalnya nutrisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk tubuh, termasuk area wajah.

Baca juga: 5 Senam Wajah untuk Pipi Tirus, Mudah Dilakukan Hanya dalam 15 Menit

Penyebab utama pipi tembem adalah penumpukan lemak di wajah. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kelebihan berat badan akibat tidak menjalankan pola makan sehat.

Selain itu, pipi tembem disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor genetik, kurangnya aktivitas fisik, usia, dan hormon. Makanan yang membuat pipi terlihat montok

Berikut beberapa makanan yang bisa menyebabkan pipi tembem, seperti dilansir Healthline dan Her Zindagi. 1. makanan cepat saji

Selain berbahaya bagi tubuh, junk food juga menjadi penyebab pipi tembem. Pasalnya junk food mengandung karbohidrat olahan dan natrium yang dapat menyebabkan penambahan berat badan dan penumpukan lemak di wajah.

Selain itu, junk food telah melalui banyak proses sehingga menjadikannya rendah serat dan tinggi kalori. Sebab, tubuh cepat mencerna makanan dan membuat Anda makan berlebihan.

Selain itu, karbohidrat olahan juga dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat sehingga menyebabkan seseorang makan berlebihan. 2. Gula

Selain karbohidrat olahan, Anda juga sebaiknya menghindari gula. Pasalnya gula dikaitkan dengan kelebihan lemak di area wajah dan perut.

Sebagai gantinya, Anda bisa mengonsumsi pemanis yang lebih sehat seperti daun stevia.

Baca Juga: Apa Penyebab Pipi Tembem Tapi Badan Kurus? 3. Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan, bahkan di area wajah. Menyebabkan pipi chubby.

Sebuah studi tahun 2010 menemukan korelasi positif antara jumlah alkohol yang dikonsumsi dan penambahan berat badan.

Partisipan penelitian yang memiliki berat badan normal pada awal masa penelitian mengalami kenaikan berat badan akibat konsumsi alkohol, bahkan kelebihan berat badan (obesitas) pada akhir masa penelitian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top