Australia Tinjau Kembali 66 Izin Ekspor Militer ke Israel

SYDNEY, virprom.com – Australia sedang mengkaji proses ekspor 66 perjanjian pertahanan untuk Israel yang disetujui sebelum konflik Gaza.

Tinjauan serupa dengan tinjauan pemerintah baru-baru ini terhadap kesepakatan senjata Inggris dengan Israel sedang dilakukan dan hasilnya akan diumumkan dalam beberapa bulan mendatang.

Sumber mengatakan: Kementerian Pertahanan akan mempertimbangkan informasi tersebut berdasarkan kasus per kasus dan mempertimbangkan kesesuaian dengan kewajiban internasional Australia, termasuk hak asasi manusia.

Baca juga: Raja Charles Tiba di Australia, Kunjungan Pertama Sejak 1966

Seperti dilansir Guardian, juru bicara Kementerian Pertahanan mengonfirmasi bahwa peninjauan sedang berlangsung: 

“Seiring dengan berkembangnya situasi di Timur Tengah, Australia terus meninjau perjanjian ekspor yang ada dengan Israel untuk memastikan perjanjian tersebut konsisten dengan pendekatan yang kami rencanakan,” ujarnya.

Pemerintah Federal telah berulang kali menyatakan bahwa Australia belum memasok senjata atau amunisi ke Israel sejak awal perang, dan telah mempertahankan posisi tersebut selama lebih dari lima tahun.

Namun pemerintah dikritik karena tidak jelas apa saja yang boleh dimasukkan dalam setiap kategori. 

Pemerintah juga telah melindungi sebagian pasukan cadangan Australia dalam rantai pasokan jet tempur F-35. Israel menggunakan jet tempur F-35 di Gaza.

Pejabat pertahanan mengatakan kepada Senat pada bulan Juni tahun ini bahwa Australia bukanlah pembeli terbesar Israel, namun memerlukan persetujuan untuk berbagai barang, termasuk peralatan IT, komputer, radio, elektronik dan perangkat keras.

Para pejabat mengatakan Australia telah mengeluarkan 247 perjanjian terkait Israel pada tahun 2019, dan sekitar 66 perjanjian masih berlaku.

Baca Juga: Rangkuman Hari ke-967 Invasi Rusia ke Ukraina: Australia Kirimkan 49 Tank Abrams | Trump menarik Zelensky

Tak lama setelah berita tersebut diterbitkan, Guardian Australia mengajukan permintaan berdasarkan undang-undang kebebasan informasi untuk mendapatkan daftar rinci dari 66 berita tersebut.

Namun Kementerian Pertahanan tidak memenuhi tenggat waktu yang ditentukan oleh undang-undang.

Baca Juga: Penjualan Tiket Green Day Kisruh, Australia Terapkan Aturan Tarif Baru

Permohonan tersebut saat ini sedang ditinjau oleh Komisi Informasi.

Para pejabat pertahanan mengatakan mereka memerlukan waktu untuk meninjau kembali perjanjian yang ada. Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih entri Saluran WhatsApp virprom.com favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top