Arsitektur Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur yang Bisa Dihuni hingga 30 Orang

Jakarta, virprom.com – Rumah Lamin atau rumah panjang merupakan rumah adat suku Dayak Kalimantan Timur.

Seperti rumah adat lainnya, Arsitektur rumah Lamin mengusung nilai dan keunikan yang hanya dimiliki oleh masyarakat Dayak.

Tri Agustin Kusumaningrum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pada tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Faktor geografis Kalimantan Timur mempengaruhi arsitektur rumah Lamin.

Terletak di garis khatulistiwa, wilayah Kalimantan Timur memiliki struktur tanah gambut yang banyak mengandung mineral. Sebagian besar wilayah sekitarnya masih ditutupi oleh hutan hujan tropis yang lebat.

Hal ini dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim di Kalimantan Timur yang sangat panas dengan kelembapan yang tinggi juga turut membentuk karakter rumah lamin.

Baca juga: Go global dengan kearifan lokal dalam ide rumah tradisional untuk menghemat energi.

Masyarakat tinggal berkelompok di rumah Lamin dan memanfaatkannya tidak hanya sebagai rumah tetapi juga sebagai pusat aktivitas suku Dayak.

Rumah Lamin memiliki panjang antara 100-200 meter, lebar 15-25 meter, dan tinggi sekitar 3 meter dari permukaan tanah.

Dengan jumlah sebesar itu, rumah Lamin mampu menampung 12 hingga 30 anggota keluarga.

Namun, Ukuran rumah Lamin juga bisa diubah sesuai kebutuhan; Misalnya Lamin Adata Pemung Tawai yang berukuran kecil dengan panjang 40 meter dan lebar 18 meter.

Selain itu, rumah lamin disebut juga rumah panjang karena mempunyai bentuk dan dinding kotak yang panjang untuk menghindari kelembaban tanah.

Arsitektur ini juga berfungsi untuk memberikan keamanan pada penghuni rumah dari serangan binatang buas.

Baca Juga: Rumah Adat Lampung Konsep Modern; Penuh ornamen

Bahan bangunan rumah lamin sebagian besar terbuat dari kayu karena kuat. Beberapa lainnya adalah meranti, Dikenal menggunakan kayu kapur dan bengkirai.

Desain ukiran dan figur yang umum pada rumah Lamin merupakan ornamen lengkung yang unik dan dinamis.

Bagian atap yang disebut jalinan atau sirap berukuran 70×40 cm per lembar dan terbuat dari kayu besi. Kepangnya diatur dengan hati-hati untuk menghindari sinar matahari.

Pada saat yang sama, Bagian atas atap rumah lamin dihias dengan kayu berukir disebut sarung umaq yang tingginya mencapai 2 meter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top