Apakah Cacar Bisa Hilang dengan Jagung? Berikut Penjelasan Dokter…

virprom.com – Kegunaan parutan jagung untuk melawan penyakit cacar sudah lama digunakan oleh sebagian masyarakat. Lantas, apakah penyakit cacar bisa dihilangkan dengan jagung?

Sebenarnya belum ada penelitian yang membuktikan efektivitas jagung dalam pengobatan cacar air. Parutan jagung yang dioleskan pada luka atau ruam cacar air justru bisa memperburuk kondisi penderita.

Simak pemaparan dokter kulit berikut ini untuk lebih jelasnya.

Baca juga: Seperti apa bintik cacar monyet itu? Begini Penjelasan Dokter.. Apakah Cacar Bisa Dihilangkan dengan Jagung?

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV mengatakan belum ada bukti ilmiah tumbukan jagung untuk mengobati cacar air.

Mengonsumsi jagung justru dapat meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut pada luka atau kulit yang sudah rusak.

Jagung yang tertelan dapat mengiritasi kulit yang terkena cacar air sehingga memperburuk kondisi kulit dan menunda penyembuhan, kata Fitria, dilansir Antara, Kamis (22/8/2024).

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan, jagung yang dihaluskan merupakan bahan yang tidak steril dan akan memperburuk infeksi kulit akibat cacar air.

Mengoleskan jagung tumbuk menyebabkan ruam atau lecet akibat cacar air terkontaminasi kotoran dan terinfeksi.

Jika lepuh terinfeksi, akan tampak merah, bengkak, nyeri, dan berbau. Bintik cacar air yang terkena jagung juga berisiko pecah sehingga menyebabkan infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.

Baca juga: Selain demam dan ruam, gejala cacar monyet bisa ditandai dengan nyeri pada anus;

Karena itulah Fitria menyarankan pasien untuk mengikuti anjuran dokter dalam pengobatan cacar air, seperti menggunakan salep atau pelembab.

“Untuk mengatasi bekas cacar air, disarankan untuk menjaga kebersihan kulit dan menggunakan pelembab atau salep yang dianjurkan dokter,” ujarnya.

Fitria juga mengatakan, yang harus dilakukan jika kulit terkena infeksi adalah pasien harus menjaga kulit tetap kering dan bersih, mencucinya dengan sabun lembut dan air bersih.

Gunakan pelembab ringan yang dapat membantu menjaga kulit tetap terhidrasi dan mencegah kulit menjadi kering dan iritasi. Jika infeksinya bersifat sekunder, dokter akan meresepkan antibiotik topikal atau oral untuk meminimalkan rasa sakit yang ditimbulkan.

“Hindari menggaruk, dapat menyebabkan penyebaran infeksi dan memperburuk kondisi kulit,” imbuhnya.

Menggaruk atau memencet luka juga dapat menyebabkan luka semakin dalam dan berpotensi meninggalkan bekas luka, kata Fitria.

Baca juga: Sering dianggap sama, berikut 4 perbedaan cacar air dan cacar monyet

Ia juga mengingatkan kita untuk menghindari bahan-bahan alami yang belum terbukti secara ilmiah, seperti jagung tumbuk atau bahan lain yang tidak dianjurkan dokter.

Selain itu, hindari paparan sinar matahari berlebihan selama proses penyembuhan luka yang terinfeksi, karena dapat memperparah peradangan dan meningkatkan risiko timbulnya jaringan parut atau hiperpigmentasi. Dengarkan berita dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top