Antisipasi Kemungkinan Terburuk Konflik LCS, TNI Siagakan Kekuatan di Perbatasan Natuna Utara

JAKARTA, virprom.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya (Purn) Donny Ermawan Taufanto mengatakan Kementerian Pertahanan dan TNI akan terus meningkatkan kekuatan militer dan bersiaga mengantisipasi konflik terparah di Laut Cina Selatan. (SCS).

Pandangan tersebut disampaikan Pak Donny pada seminar nasional sejarah TNI Angkatan Laut bertajuk “Pandangan Sejarah Indonesia dalam Penyelesaian Konflik Laut Natuna Utara dan Pemulihan Perikanan” di Balai Samudra, Jakarta Utara, Senin (8/7/2024). jernih. ).

Pak Donny mengatakan, kekuatan militer berada di perbatasan Laut Natuna Utara dan Laut Cina Selatan (LCS).

Baca selengkapnya: Menko Polhukam: AS Bangun AUKUS dan QUAD untuk Bendung China di LCS

“Di Laut Natuna Utara, Kementerian Pertahanan dan TNI akan meningkatkan dan menyiagakan pasukan militer di wilayah perbatasan di Natuna utara. Donny mengatakan, “Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi skenario terburuk dan menjaga koneksi jalan. Koordinasi militer dan militer dengan negara tetangga.

Donny mengatakan TNI juga telah membentuk batalyon koalisi di Natuna Utara.

Selain itu, Indonesia juga memperkuat hubungan militer dengan berbagai negara guna menciptakan stabilitas keamanan di LCS.

Pembentukan Mabes TNI, batalion operasional di Natuna, meningkatkan patroli gabungan dan operasi militer di wilayah Natuna, kata Donny.

Baca Juga: Prabowo Bertemu Panglima Komando Indo-Pasifik AS, Bahas Dinamika LCS-Konflik Rusia dan Ukraina

Pangkalan militer ini, lanjut Donny, menjalankan fungsi pertahanan dan kelangsungan hidup negara, terutama untuk perlindungan dan pertahanan terhadap kemungkinan serangan dari luar.

Pak Donny mengatakan, “Pembangunan pangkalan militer di Natuna adalah untuk melindungi sumber daya alam di daerah tersebut.

Bapak Donny menginformasikan bahwa: Indonesia melalui forum diplomatik internasional dan forum ASEAN terus berupaya mencari solusi damai atas sengketa di Laut Natuna.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menyampaikan, Indonesia memandang penting menjaga perdamaian di kawasan Laut Cina Selatan.

Namun Indonesia bukanlah negara yang mengklaim atau bersengketa di wilayah Laut Cina Selatan.

Hadi berkata: “Meskipun ini bukan negara yang menuntut, menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan adalah hal yang besar.”

Baca selengkapnya: Menteri Dalam Negeri: Pernyataan Tiongkok adalah masalah, posisi militer di LCS kuat

Menkopolhukam mengatakan Laut Cina Selatan merupakan garda depan Amerika Serikat (NKRI).

Hadi mengatakan: “Tentu saja kami tidak ingin melihat konflik bahkan perang terbuka di kawasan.

Hadi mengatakan ketidakstabilan dan perselisihan di Laut Cina Selatan akan berdampak pada seluruh dunia dan menjadi ancaman langsung terhadap keamanan nasional dan kepentingan ekonomi Indonesia di kawasan. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top