Angkatan Siber Diprediksi Sedot Anggaran, Tantangan atau Peluang Prabowo?

JAKARTA, virprom.com – Diperkirakan dibutuhkan anggaran yang besar untuk membentuk Pasukan Siber TNI, khususnya dalam pengembangan teknologi dan sumber daya manusia.

Menurut pengamat pertahanan sekaligus salah satu pendiri Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, anggaran besar ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah, namun juga membuka peluang besar untuk memperkuat pertahanan siber Indonesia.

Anggaran tersebut, kata Fahmi, diperlukan untuk membangun infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia guna memperkuat Cyber ​​Force.

Oleh karena itu diperlukan anggaran yang cukup besar, kata Fahmi saat dihubungi, Rabu (25/09/2024).

Menurut Fahmi, untuk mewujudkan Cyber​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​Kartu permainan itu sendiri dengan waktu, kata Fahmi Fahmi, untuk menciptakan kekuatan cyber, itu tidak hanya perlu mempersiapkan teknologi terkini, namun juga pengembangan sumber daya manusia di bidang siber agar siap menghadapi ancaman masa kini. .

Baca Juga: Wakil Juru Bicara DPR: Apa gunanya kekuatan siber yang besar jika tidak punya mekanisme pertahanan?

Perang siber kini menjadi bentuk peperangan generasi kelima yang senjata utamanya adalah data dan informasi.

Negara-negara maju mulai bersiap dengan sistem pertahanan siber yang kuat.

Fahmi menegaskan, Indonesia harus mengikuti tren tersebut dengan meningkatkan alutsista siber di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Prabowo sering menekankan pentingnya modernisasi alutsista, termasuk penguatan kemampuan pertahanan siber,” kata Fahmi.

Baca Juga: Perdebatan Penciptaan Kekuatan Siber, Pengamat: Perlunya Perubahan Konstitusi dan Undang-undang

Menurut Fahmi, dengan latar belakang militer yang kuat, Prabowo memahami perlunya pertahanan siber dalam menghadapi ancaman di masa depan.

Meski tantangan anggaran merupakan persoalan krusial, Fahmi optimistis pemerintahan Prabowo bisa mengatasinya.

Investasi besar diperlukan tidak hanya untuk membangun infrastruktur siber, namun juga untuk melatih personel yang mampu mengelola dan mengoperasikan sistem ini secara efektif.

Selain itu, penyiapan regulasi dan revisi UU TNI merupakan langkah awal yang harus dilakukan pemerintah untuk memperkuat legitimasi dan kerangka kekuatan siber.

Baca Juga: Cyber ​​Force Talk, KSAU Sebut TNI AU Punya Unit Siber

Dalam pandangan Fahmi, proses ini bisa memakan waktu 10 hingga 15 tahun sebelum Pasukan Siber TNI benar-benar independen dan efektif. Namun, dengan pengalaman Prabowo di dunia militer, ia yakin prosesnya bisa berjalan lebih cepat.

“Sangat masuk akal mengambil keputusan ini dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks,” kata Fahmi. Dengarkan berita dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top