Angin Duduk

virprom.com – Angin duduk atau angina adalah nyeri dada yang disebabkan oleh kurangnya suplai darah dan oksigen ke jantung.

Angin saat duduk merupakan salah satu gejala penyakit jantung koroner. Agar jantung dapat berfungsi dengan baik, jantung disuplai darah melalui arteri koroner.

Penyakit arteri koroner merupakan penyakit yang ditandai dengan penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner akibat aterosklerosis atau penumpukan timbunan kolesterol pada dinding arteri koroner jantung.

Timbulnya angina dapat bervariasi, terkadang memiliki pemicu yang khas dan dapat dikenali, namun sering kali terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi.

Baca juga: Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Gejala

Angina mungkin memiliki ciri khas dan atipikal. Gejala umum angina antara lain: Nyeri pada dada kiri. Perasaan terhimpit atau tertimpa benda berat. Dada terasa panas, menyerupai perut tidak nyaman menjalar hingga ke leher, disertai rasa tercekik hingga ke bahu. , rahang, lengan kiri, punggung dan ulu hati.

Terkadang angina pektoris dapat bermanifestasi dengan gejala yang tidak biasa (angina atipikal), yaitu: Mual, Iritabilitas, Pusing, Lemah, Sesak napas.

Gejala-gejala tersebut sebaiknya segera dievaluasi oleh dokter yang dapat menentukan jenis angina yang Anda alami untuk mencegah komplikasi seperti serangan jantung.

Alasan

Angina disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

Darah membawa oksigen yang diperlukan untuk kelangsungan hidup otot jantung.

Ketika otot jantung tidak menerima cukup oksigen, masalah ini menyebabkan kondisi yang disebut iskemia.

Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyebab paling umum berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

Angina terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Angina stabil, penyebabnya penyakit jantung iskemik, penimbunan lemak (aterosklerosis). Fungsinya dipicu oleh aktivitas, menghilang setelah pemberian obat di bawah lidah (ISDN) atau setelah istirahat 5 sampai 10 menit. Angina tidak stabil disebabkan oleh pecahnya timbunan lemak (plak) di pembuluh darah sehingga menyebabkan cepatnya pembentukan bekuan darah. Onsetnya tiba-tiba, parah, berlangsung lebih dari 20 menit, dan tidak mereda dengan istirahat. Angina tidak stabil merupakan gejala utama serangan jantung.

Faktor risiko berikut meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan angina: Merokok Diabetes atau kencing manis Tekanan darah tinggi Tingginya kadar kolesterol atau trigliserida dalam darah Riwayat keluarga menderita penyakit jantung koroner pada usia relatif muda Kurang berolahraga Obesitas, terutama obesitas sentral Stres jangka panjang.

Baca juga: 6 Ciri Angin Sessile, Jangan Abaikan Diagnosisnya

Laporkan segala jenis nyeri dada ke dokter Anda.

Setelah melakukan pemeriksaan fisik, dokter Anda mungkin melakukan satu atau lebih tes berikut untuk mengetahui penyebab angina Anda: Elektrokardiogram (EKG) Enzim jantung (troponin) Rontgen dada Tes stres jantung Treadmill Ekokardiografi Angiografi tomografi komputer koroner (CCTA) Angiografi koroner dan kateterisasi jantung.

Baca juga: 15 Penyebab Angin Duduk dan Cara Mencegah Pengobatannya

Dokter Anda akan mengobati penyakit jantung Anda untuk meredakan angina.

Dokter Anda mungkin memberikan bantuan dan pengobatan nyeri dengan obat-obatan yang memperlebar arteri koroner Anda (vasodilator).

Dokter Anda juga akan menentukan apakah itu serangan jantung (angina tidak stabil) atau angina sederhana (angina stabil).

Dokter Anda kemudian akan meresepkan obat-obatan seperti obat pengencer darah (antiplatelet), obat penurun kolesterol, obat pengontrol detak jantung, dan obat tekanan darah, jika diperlukan.

Dokter kemudian menentukan apakah kondisi saat ini berisiko tinggi atau tidak karena: Jika risikonya tinggi, dokter akan menyarankan angiografi koroner atau kateterisasi jantung, yang dilanjutkan dengan pemasangan ring/stent (PCI) segera jika diperlukan. Jika hasilnya mengandung korosi, hal ini hanya dapat dilakukan dengan obat-obatan.

Tergantung pada hasil kateterisasi jantung, pasien terkadang memerlukan angioplasti koroner dan pemasangan stent (PCI) atau pencangkokan bypass arteri koroner (CABG) untuk meningkatkan aliran darah dari arteri koroner ke otot jantung.

Beberapa pasien mungkin tidak memerlukan metode di atas dan pengobatan saja sudah cukup.

Dokter akan menyarankan pasien untuk berhenti merokok dan juga akan menilai secara menyeluruh apakah pasien diam-diam menderita diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi tanpa sepengetahuannya. Kondisi medis tersebut kemudian diobati.

Setelah mendapat pengobatan awal, dengan atau tanpa ICP atau CABG, dokter akan tetap memberikan obat antiplatelet, obat penurun kolesterol, obat pengontrol detak jantung, obat antihipertensi, dan obat nyeri dada, tergantung kebutuhan Anda.

Tujuan pemberian obat ini adalah untuk: Mencegah/mengatasi gejala angina berulang Mencegah serangan jantung di kemudian hari Mencegah penyempitan pembuluh darah koroner melalui pembuluh koroner lainnya Menjaga pemasangan ring/stent atau CABG yang dilakukan tetap pada tempatnya selama memungkinkan. untuk menghindari kebutuhan untuk mengulangi kateterisasi dan PCI

Beberapa dari obat-obatan ini akan diminum terus menerus, sementara yang lain mungkin dihentikan tergantung pada kondisi Anda dan penilaian dokter Anda.

Sangat penting bagi pasien untuk meminum obat-obatan ini secara teratur dan menghindari menghentikan atau mengubah dosis obat mereka tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan jantung Anda secara rutin dan mencari nasihat medis jika Anda mengalami ketidaknyamanan, baik itu dari jantung atau karena minum obat. Komplikasi

Komplikasi angina yang paling berbahaya adalah serangan jantung.

Baca juga: 12 Cara Mengobati Angin Sesaat dengan Obat, Cara Alami dan Medis

Tanda dan gejala umum serangan jantung termasuk gejala angina pektoris tidak stabil yang disebutkan di atas. Namun jika serangan jantung sudah parah, bisa saja disertai gejala lain, yaitu: keringat dingin di sekujur tubuh, baju basah, mual dan muntah, sesak napas hebat, jantung berdebar, pingsan, hingga bisa hilang kesadaran kembali.

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera pergi ke unit gawat darurat atau hubungi ambulans.

Prioritas harus diberikan pada perawatan di rumah sakit yang memiliki laboratorium kateterisasi dan dapat melakukan kateterisasi jantung darurat karena serangan jantung mungkin memerlukan ICP segera.

Jika serangan jantung sangat luas, komplikasi yang mengancam jiwa dapat terjadi, seperti: Serangan jantung mendadak/kematian jantung mendadak Aritmia jantung yang menyebabkan kematian Jantung lemah dalam memompa darah hingga sesak napas yang parah Kebocoran septum jantung

Jika infark miokard stadium akut mereda dan perawatan di rumah sakit selesai, pasien akan disarankan untuk memantau fungsi jantungnya secara rutin dan melanjutkan pengobatan sesuai anjuran di atas. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top