Alasan Ibu di Indonesia Mudah Terpengaruh dengan Mom-Shaming

JAKARTA, virprom.com – Penelitian menunjukkan bahwa 72% atau 7 dari 10 ibu di Indonesia pernah mengalami mother shaming.

Mengkritik atau mempermalukan seorang ibu karena praktik pengasuhannya berdampak pada kesehatan mental, kesehatan fisik, dan kehidupan sosial ibu.

Temuan ini berdasarkan studi terbaru Health Collaborating Center (HCC) yang dilakukan pada Maret 2024 dan melibatkan 892 ibu di Indonesia.

Setiap peserta sangat bervariasi dalam hal tingkat pendidikan, usia, pekerjaan, status perkawinan, dan jumlah anak.

Baca juga: 7/10 ibu menghadapi mother shaming di Indonesia, pelaku seringkali datang dari dalam keluarga dan menjadi korban mother shaming, hanya 23% ibu di Indonesia yang menolaknya.

Ketua HCC Dr. Dr Ray Waghiu Basrovi, MKK, FRSPH. nyatakan mengapa responden terpengaruh oleh tindakan ini.

Faktanya, 60% dari mereka telah mengubah perilaku atau gaya pengasuhan mereka berdasarkan “kritik” yang mereka terima.

“Karena kenyataannya pelaku (ibu yang mempermalukan) adalah anggota keluarga. Perlindungannya kecil sekali,” ujarnya di Jakarta, Senin (7 Januari 2024).

Sementara dari sisi pekerjaan, kemampuan melindungi ibu dari mother-shaming relatif tinggi.

Ray berspekulasi bahwa tempat kerja para responden ini mempunyai kebijakan yang mencegah karyawan untuk saling melecehkan, yang dalam hal ini termasuk mempermalukan ibu.

Namun, ketika ibu kembali ke lingkungan tempat tinggalnya, kemampuan mereka untuk melindungi diri dari rasa malu terhadap ibu berkurang.

Ray menjelaskan: “Ketika Anda kembali ke kampung halaman dan bertemu dengan kerabat dan tetangga, tekanannya semakin besar.

Baca juga: Bentuk-Bentuk Mother Shaming yang Umum Terjadi di Indonesia, Termasuk Apakah Ibu Hamil Wajib Minum Susu?

Lebih khusus lagi, 50,6% responden mendapati ibu mereka dikritik oleh anggota keluarga, 29% dipermalukan oleh teman di lingkungan sekitar atau di tempat kerja, dan 6% dikritik oleh media sosial.

Menurut Ray, pola asuh ibu yang merasa malu memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami gangguan.

Hal ini menjawab temuan mengapa 60% ibu memutuskan untuk mengubah gaya pengasuhan setelah mempermalukan orang tuanya.

Pada saat yang sama, dua kali lebih banyak ibu menerima konseling untuk membantu memerangi rasa malu terhadap ibu.

“Konseling atau dukungan keluarga penting di sini untuk mendukung ibu. “Jika seorang ibu mempermalukan dan tidak mendukungnya, dia mempermalukan ibu lain tiga kali lebih banyak daripada dirinya sendiri,” kata Ray.

“Perlindungan yang diberikan kepada mereka sangat berkurang karena pelindunglah yang menjadi pelaku (mother-shaming),” ujarnya. Mereka seharusnya menjadi pelindung teman, keluarga, dan komunitas mereka. Namun mereka malah menjadi pelakunya.” saluran berita untuk langsung mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top