AI dan Teknologi Bahasa: Penghapus Kendala Akses Interaksi Global

LARANGAN terhadap diskriminasi berdasarkan bahasa secara tegas dimasukkan dalam Piagam Hak-Hak Dasar Uni Eropa. Hal ini juga menunjukkan sikap Eropa yang menghormati perbedaan linguistik dan penggunanya.

Seperti dilansir situs resmi Uni Eropa, Eropa memiliki keragaman budaya dan bahasa sebagai ciri khas kawasannya. Bahasa yang digunakan di negara-negara UE merupakan bagian penting dari warisan budaya mereka.

Inilah sebabnya mengapa Uni Eropa mendukung multibahasa dalam program-programnya. Termasuk dalam pelaksanaan kerja pada lembaganya.

Uni Eropa memiliki 24 bahasa resmi. Termasuk bahasa, Bulgaria, Kroasia, Ceko, Denmark, Belanda, Inggris, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lituania, Malta, Polandia, Portugis, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol , dan Swedia. Teknologi AI dan bahasa

Komisi Eropa menyatakan dalam rilis resminya “Teknologi Linguistik” bahwa Eropa memiliki lanskap linguistik yang kompleks.

Piagam Hak-Hak Dasar Uni Eropa, selain melarang diskriminasi berdasarkan bahasa, juga mensyaratkan penghormatan terhadap ketaatan terhadap bahasa.

Ditekankan bahwa hak dan prinsip tersebut hanya dapat dijamin melalui penggunaan teknologi bahasa atau LT yang tidak memihak.

Selain itu, KPPU juga menekankan efisiensi etika, tanggung jawab, transparansi, keadilan dan penghormatan terhadap nilai-nilai fundamental.

Uni Eropa tampaknya sangat menyadari bahwa teknologi bahasa memainkan peran penting tidak hanya dalam interaksi dan hubungan antar bangsa, namun lebih dari itu, untuk memacu transaksi dan pertumbuhan ekonomi tanpa hambatan komunikasi.

Komisi tersebut mencatat bahwa teknologi bahasa memungkinkan mesin tidak hanya membaca, menganalisis, memproses, dan menghasilkan bahasa manusia. Teknologi ini juga dapat menghubungkan komunikasi antar manusia yang berbeda bahasa dengan menggunakan alat teknologi.

Saat ini, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai media dasar interaksi antar manusia, tetapi juga dengan chatbot berbasis AI.

Tak jarang UKM tidak mampu mengembangkan usahanya hanya karena kendala bahasa. Demikian pula banyak siswa yang tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi karena kendala dalam akses bahasa.

Perbedaan, kompleksitas, dan keberagaman bahasa yang sebelumnya kerap menjadi kendala di berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi, dapat teratasi dengan hadirnya AI Generatif.

Begitu pula dengan industri dan kesehatan. Rumah sakit seringkali tidak dapat bersaing secara internasional jika mereka mempunyai kendala bahasa. Pasien tentu tidak ingin “takut” karena kesulitan komunikasi.

Teknologi bahasa berbasis AI yang mampu memberikan layanan multibahasa menjadi solusinya. Dan rumah sakit yang memfasilitasi teknologi bahasa akan mampu menjadi yang terdepan dalam persaingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top