Agar Anak Tumbuh Baik dan Seimbang, Perhatikan Fase Pertumbuhan Remaja Berikut

virprom.com – Masa remaja merupakan masa transisi penting bagi anak menuju masa remaja. Pada masa ini, seseorang akan mengalami berbagai perubahan mulai dari fisik, emosional, mental hingga sosial.

Perubahan fisik yang paling mencolok seiring pertumbuhan anak adalah pubertas akibat lonjakan hormon. Hal ini berdampak pada cara mereka memandang diri sendiri dan cara mereka berinteraksi dengan orang lain.

Di sisi kognitif, remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, dan mengambil keputusan. Pada tahap ini, orang tua berperan penting dalam mengambil keputusan agar terhindar dari pilihan yang buruk.

Perubahan emosional dan sosial juga tidak signifikan. Anak perempuan mulai menemukan dirinya sendiri, belajar tanggung jawab dan menarik diri dari lawan jenis. Pada tahap ini, mereka juga rentan terhadap perilaku impulsif dan mudah dipengaruhi oleh teman sebayanya.

Orang tua perlu memahami perubahan ini agar dapat memberikan dukungan dan dorongan yang memadai kepada anak remajanya.

Seperti dilansir healthkids.org, Senin (29/4/2024), ada tiga tahap perkembangan remaja, yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Setiap tahapan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. 1. Masa remaja awal

Masa remaja awal dimulai antara usia 10 dan 13 tahun. Pada tahap ini anak tumbuh dengan pesat, salah satunya adalah fisik. Misalnya saja munculnya bulu di lengan dan bawah kemaluan, pembesaran payudara pada wanita, dan pertumbuhan otot pada pria.

Ingatlah bahwa perubahan ini sering kali dimulai satu atau dua tahun lebih awal pada wanita dibandingkan pada pria.

Sejauh yang saya tahu, remaja pra-remaja masih berpikir hitam-putih. Bagi mereka, segala sesuatu terbagi menjadi benar atau salah dan besar atau buruk, tanpa meninggalkan wilayah abu-abu.

Selain itu, remaja pra-remaja lebih minder karena mengkhawatirkan penampilan dan penilaian teman-temannya.

Hal lain yang perlu dipahami orang tua adalah anak juga membutuhkan privasi lebih pada tahap ini. Hal ini sering kali memerlukan pencarian cara untuk mandiri dari keluarga. Dalam prosesnya, anak-anak mungkin melanggar batasan dan orang tua atau wali mungkin sangat menolak penerapan aturan tersebut. 2. Remaja pertengahan

Perubahan pubertas berlanjut selama masa remaja pertengahan pada anak laki-laki dan perempuan, yang terjadi antara usia 14 dan 17 tahun.

Perkembangan fisik menjadi lebih penting pada remaja laki-laki. Sebuah contoh yang serius.

Sementara itu, perkembangan fisik remaja putri mulai melambat, dan banyak yang mengalami menstruasi teratur pada usia ini.

Pada tahap ini, perasaan ketertarikan terhadap hubungan romantis dan seksual juga mulai muncul. Remaja mungkin mempertanyakan dan mengeksplorasi identitas gender mereka, dan penindasan dapat menjadi bagian dari proses ini.

Pertengkaran dengan orang tua mungkin sering terjadi pada masa ini, karena remaja menginginkan lebih banyak kebebasan. Mereka akan menghabiskan lebih sedikit waktu dengan keluarga dan lebih banyak waktu dengan teman.

Remaja pada usia ini lebih percaya diri dan menganggap penampilan merupakan hal yang sangat penting. Kecenderungan ini tidak lepas dari tekanan teman sebaya.

Meski otaknya terus berkembang dan kemampuan berpikir abstraknya meningkat, remaja paruh baya seringkali dipengaruhi oleh emosi saat mengambil keputusan. Akibatnya, mereka mungkin bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya. 3. Masa remaja akhir

Orang dewasa biasanya berusia 18-21 tahun ke atas. Pada masa ini, anak akan lebih banyak mengalami perkembangan kognitif dibandingkan perubahan fisik. Pasalnya, perkembangan tubuhnya sedang berada pada puncaknya pada tahap ini.

Pada masa ini, anak akan belajar berpikir jernih, mengelola emosi sementara, tekun dalam mencapai tujuan, dan merencanakan masa depan. Mereka juga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka inginkan dalam hidup.

Mereka juga menjadi lebih mandiri dan stabil secara emosional. Persahabatan dan hubungan romantis mereka semakin kuat. Remaja pada tahap ini mulai memiliki hubungan yang lebih setara dengan orang tuanya. Mereka sekarang melihat orang tua mereka sebagai teman dan bukan perintah. Faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman

Pertumbuhan optimal pada masa remaja sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain genetika, kestabilan hormonal, genetika, waktu istirahat yang cukup, dan penerapan nutrisi penting.

Khusus untuk kebutuhan nutrisi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan para orang tua untuk memperhatikan hal tersebut.

Pertama, pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi penting. Hal ini bertujuan untuk mendukung perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan integritas sistem reproduksi.

Kedua, pilihlah makanan yang dapat membantu mempersiapkan bayi Anda menghadapi kemungkinan penyakit atau kehamilan di masa depan.

Ketiga, hindari makanan yang dapat menyebabkan remaja terkena penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis, dan kanker.

Terakhir, biasakan anak Anda mengonsumsi makanan bergizi atau seimbang sejak dini. Ini akan membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang baik.

Pola makan seimbang memenuhi kebutuhan harian tubuh akan zat gizi makro dan mikro.

Makronutrien seperti protein, karbohidrat kompleks, dan lemak berperan penting sebagai sumber energi utama tubuh. Sedangkan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun tidak esensial karena menunjang berbagai fungsi tubuh.

Semua nutrisi penting ini dapat ditemukan pada ayam, daging babi, daging sapi, ikan, makanan laut, telur, ubi jalar, kentang, oat, biji-bijian, jagung, dan kacang-kacangan. Lalu ada buah-buahan dan sayur-sayuran.

Tak hanya pada makanan, zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan remaja juga dapat ditemukan pada susu. Misalnya susu IGROW.

Susu IGROW hadir dengan formula khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi remaja demi tumbuh kembang yang optimal. Kadar kalsium, vitamin D, dan magnesium yang tinggi membantu meningkatkan penyerapan kalsium pada tulang sehingga meningkatkan tinggi badan pada anak.

Dikutip dari IDAI Masa remaja merupakan masa emas pembentukan tulang. Sebab selama ini 45 persen tulang sudah terbentuk.

Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan kalsium yang cukup untuk mencapai kepadatan tulang yang optimal dan mencegah risiko osteoporosis di masa depan.

Ibu hamil membutuhkan 1.300 mg kalsium per hari. Susu merupakan sumber kalsium terbaik, diikuti keju, es krim, dan yogurt.

Selain tinggi kalsium, susu IGROW kaya akan kolin, asam folat, dan vitamin E. Semua nutrisi tersebut berperan penting dalam mendukung perkembangan mental atau perkembangan kognitif otak remaja.

Tak hanya itu, susu ini juga mengandung zinc yang kaya antioksidan, vitamin C, dan ekstrak goji berry yang mendukung sistem imun tubuh. Lalu ada yodium dan 15 asam amino esensial, termasuk L-arginin, yang membantu produksi hormon dan perkembangan emosi pada remaja.

Menariknya, susu IGROW hadir dalam kemasan yang praktis dan higienis serta rasa yang nikmat seperti coklat, vanilla, dan karamel.

Untuk melengkapi upaya mendukung tumbuh kembang anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merekomendasikan aktivitas fisik rutin pada anak selain nutrisi. Dengan demikian, kesehatan fisik dan berat badan ideal dapat tetap terjaga.

Jangan lupa untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah bekerja serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Lalu, jangan lupa untuk memantau berat badan Anda secara rutin untuk memastikan kondisi tubuh Anda tetap prima.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top