Ikut Tes Asesmen KPK, Giri Suprapdiono Ungkap Diuji Cara Hadapi Konflik Kepentingan

JAKARTA, virprom.com – Mantan Direktur Kampanye dan Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Giri Suprapdiono mengatakan respons terhadap tekanan politik dan pertarungan konflik kepentingan menjadi salah satu hal yang diuji dalam evaluasi administrasi. tes hari ini.

Ia dikenal sebagai salah satu dari 40 besar kandidat yang lolos tes tertulis dan kini tengah mengikuti tes identitas di Badan Peningkatan Kapasitas Badan Nasional (ASN), Sekretariat Kementerian Luar Negeri, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (28/2019). 8/2024).

Kajian tersebut juga fokus pada situasi terkini di KPK dan cara kita menghadapinya, termasuk segala upaya untuk mengembalikan kepercayaan terhadap KPK. Termasuk bagaimana kita menyikapi tekanan politik, lalu bagaimana menghadapi tekanan politik dan menghadapinya. ‘kelebihannya,’ kata Giri saat ditemui di samping. Ujian, Rabu.

Baca Juga: Sudirman Sebut Tak Keberatan Banyak Orang Ikut Saingannya Saat Pilpres KPK

Giri mengatakan, pemilihan Ketua KPK tahun ini sejauh ini fokus pada persoalan KPK.

Menurut dia, informasi tersebut terkait untuk menghadapi tekanan politik dan konflik kepentingan, sehingga panitia seleksi (Pansel) bisa mengukur integritas peserta.

Ia pun meyakini dewan bisa memilih orang-orang yang menjaga independensi.

“Kami berharap dewan memilih orang-orang yang bisa tetap independen, imparsial, dan kuat dalam menghadapi tekanan. Karena jika tidak bisa, KPK akan melemah karena tidak kompetennya pimpinan,” ujarnya.

Baca Juga: Pemimpin Terbanyak Lolos Tes Tertulis Seleksi Pimpinan KPK, Komisi Penyelidik Minta Independensi

Di sisi lain, Giri juga menyinggung soal status KPK.

Langkah pertama yang harus dilakukan, menurut dia, adalah membangun kembali insan-insan di lembaga antikorupsi.

Prosesnya adalah membersihkan zat-zat berbahaya KPK dari dalam.

“Itu tidak boleh terjadi lagi, harus dibersihkan. Jadi sel kankernya harus dihentikan, harus kemoterapi. Jadi kita berharap dengan pemerintahan baru kita bisa membangun kembali,” ujarnya.

Dengan membangun kembali kepercayaan masyarakat, dia yakin indeks korupsi (IPK) di Indonesia yang 10 tahun terakhir terus menurun akan membaik.

Menurutnya, hal tersebut tidak mungkin dilakukan mengingat negara lain seperti Malaysia bisa kembali menaikkan IPK.

Malaysia bisa melakukannya di bawah Mahathir, unggul 6 poin dari bawah, itu tidak mungkin, jelasnya. Dengarkan berita terbaru dan pilih berita di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top