Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Fahira Idris Serukan Tinjauan Kembali Kebijakan Pembangunan 

virprom.com – Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan.

Namun kemajuan ini sering kali disertai dengan kerusakan lingkungan yang serius. Peningkatan yang dicapai dalam standar hidup harus diimbangi dengan tingginya biaya lingkungan yang kini mulai dialami banyak negara.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) dari daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengatakan, kerusakan lingkungan yang semakin parah di berbagai wilayah di Indonesia. dunia muncul. bahwa para pemimpin dunia harus memikirkan kembali hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. 

“Kerusakan lingkungan tentunya akan membuat pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan pers yang diperoleh virprom.com, Rabu (5/6/2024).

Menurut Fahira, pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam (SDA) yang tidak bijaksana hanya akan mempercepat terkurasnya sumber daya dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan dan energi yang terjadi dua dekade lalu.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi 2025 Dipatok Hanya Sekitar 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius Tapi Wajar…

Ia menekankan, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merugikan lingkungan.

Menurutnya, ekstraksi sumber daya alam yang berlebihan, pencemaran udara dan air, penggundulan hutan dan konversi lahan untuk industri dan perumahan telah sangat merusak lingkungan dan menyengsarakan umat manusia.

“Dunia kini semakin sadar akan berbagai krisis, mulai dari iklim, pangan, energi, hingga wabah penyakit. “Perekonomian tidak ada gunanya tumbuh jika kualitas hidup masyarakat terus menurun,” kata Fahira.

Ia mengatakan, dunia saat ini tidak hanya sedang mengalami perubahan iklim, namun sudah memasuki fase krisis iklim.

Baca juga: Gelombang panas di Filipina tidak akan mungkin terjadi tanpa krisis iklim

Krisis ini berdampak besar pada sektor pangan dan menyebabkan lebih seringnya terjadinya bencana alam, seperti banjir dan kekeringan, yang menghancurkan infrastruktur dan mengurangi kemampuan pemulihan dan pembangunan perekonomian dunia.

Oleh karena itu, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia (WED), krisis iklim penting untuk dimasukkan dalam perencanaan perekonomian, termasuk Indonesia, kata Fahira.

Menurutnya, setiap negara di dunia harus menggunakan pendekatan pembangunan berkelanjutan untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Artinya, kata Fahira, pembangunan harus mengutamakan efisiensi penggunaan sumber daya, investasi energi terbarukan, dan penerapan kebijakan ketat untuk mengurangi polusi dan melindungi ekosistem.

Baca Juga: Wajah Sering Terpapar Polusi, Double Cleansing Penting!

Keseimbangan ini juga dapat dicapai dengan penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelanggaran lingkungan hidup.

“Teknologi ramah lingkungan dan praktik pertanian berkelanjutan harus diadopsi secara luas untuk memastikan penggunaan sumber daya alam lebih efisien,” kata Fahira.

Selain itu, lanjutnya, peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi terbarukan.

“Mengingat lingkungan hidup merupakan isu global, maka perlu adanya kerja sama internasional untuk menangani krisis iklim dan kerusakan lingkungan hidup lintas batas negara yang harus semakin intensif dan progresif,” jelas Fahira Tagh saluran favorit Anda untuk mengakses berita e Kompas com : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan aplikasi WhatsApp anda sudah terinstall.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top