Kisah Bikers Bule Bangun Jembatan Rusak di Kampung Terapung

 

JAKARTA, virprom.com – Seorang bule yang kerap bepergian sendirian keliling Indonesia dengan sepeda motor sedang menjelajahi Kepulauan Wakatobi di Sulawesi Tenggara.

Salah satu tempat yang dikunjunginya adalah Desa Terapung Sampalia. Hari pertama ia tiba, ada satu hal yang menarik perhatiannya, yaitu kondisi jembatan kayu yang sudah bobrok.

“Saya ngobrol dengan pemilik rumah keluarga dan menunjukkannya. Saya lihat jembatan kayu ini memang rusak, banyak yang sudah lapuk,” kata Christian kepada virprom.com, baru-baru ini.

 Baca juga: Tips Berwisata di Indonesia Menggunakan Sepeda Motor Menurut Christian Hansen

Christian bercerita kepadaku bahwa jembatan di desa itu adalah tanggung jawab pemilik rumah di seberang jalan. Namun belakangan ini, warga dikabarkan kesulitan dan tidak bisa mendapatkan banyak uang.

“Kadang anak-anak jatuh, nenek-nenek juga. Banyak juga paku-paku yang sudah tua, kalau kena harus ke rumah sakit,” kata Christian.

Oleh karena itu, begitu memasuki hari pertamanya, ia langsung berpikir untuk membuat Instagram story. Sebenarnya isinya sederhana, jika ingin ada yang membantu, Anda bisa mengirimkan donasi ke nomor rekening yang diberikan.

 Baca Juga: Stiker reflektif wajib dipasang di truk untuk menghindari tabrakan dari belakang

 

“Dalam dua setengah hari kami mengumpulkan lebih dari 75 juta rupiah dari 300 orang dari Indonesia, Amerika, Eropa kawan-kawan,” kata Christian.

Uang dihabiskan untuk membeli kayu dan paku, bahkan dari pulau-pulau terdekat, hingga habis. Lalu tak lama kemudian, ada juga CEO Kitabisa yang mendukungnya dengan tambahan Rp 50 juta.

Christian berkata, “Kami membeli kayu lebih dari 20 meter kubik. Sisanya Rp 50 juta untuk proyek masjid. Tapi masih belum cukup, saya buka link (donasi) lagi.”

 

Kayu dalam jumlah besar ini diangkut secara eksklusif melalui air karena tidak ada kapal yang cukup besar untuk mengangkutnya. Namun kayu sebanyak itu tidak bisa menggantikan seluruh jembatan, hanya sebagian kecil saja.

“Semua jembatan sudah kita cek, mereka bantu dan tukar kayu, jadi tidak ada yang terbuang. Mungkin 15 sampai 20 persen jembatan yang kita perbaiki, jembatan paling berbahaya,” kata Christian.

Seluruh pengerjaan dikerjakan oleh lebih dari 150 warga Desa Sampla. Semua orang bekerja bersama dan menyiapkan beberapa makanan dan minuman gratis. Dengarkan pilihan berita terkini dan berita utama kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top