Apakah ASI Mengurangi Risiko Kanker Payudara? Berikut Penjelasan Ahli

virprom.com – Cara menyusui atau memberikan ASI tidak hanya memberikan makanan bergizi pada bayi, tetapi juga meningkatkan kesehatan ibu. Lantas, apakah ASI menurunkan risiko kanker payudara?

Ya, menyusui bisa menjadi salah satu cara mencegah kanker payudara.

Menurut penelitian, kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menyusui, lajang, dan tidak memiliki anak.

Untuk informasi lebih lanjut, lihat presentasi para ahli ini.

Baca Juga: 10 Gejala Kanker Payudara yang Mudah Dideteksi, Apa Saja? Apakah ASI mengurangi risiko kanker payudara?

Ahli onkologi dari Universitas Indonesia, Dr. Dr. Dianni Kartini Sp.B Subsp Onk (K) mengatakan pemberian ASI pada anak selama dua tahun menurunkan risiko kanker payudara.

“Orang yang tidak menyusui, tidak punya anak, itulah risiko terkena kanker payudara, minimal 2 tahun menyusui dan hanya menyusui,” kata Diani, ditulis Antara, Selasa (16/10/2024).

Seorang dokter yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo mengatakan, wanita yang tidak bisa menyusui anaknya atau belum menikah dan memiliki anak lebih berisiko tertular penyakit gondongan payudara dibandingkan mereka yang sedang menyusui.

Ini merupakan risiko yang tidak dapat dicegah selain faktor genetik, usia, dan jenis kelamin.

Namun Diani mengatakan hal tersebut dapat dikurangi dengan menjalani hidup sehat yang dapat mengendalikan risikonya.

“Misalnya seperti pangan, kesehatan itu sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi kalau tidak punya anak, umur, jenis kelamin, kelahiran adalah hal yang tidak bisa kita kendalikan,” ujarnya.

Namun, Diani mengatakan, benjolan juga bisa muncul setelah menyusui saja. Menurut Diani, hal tersebut bisa jadi terkait dengan ASI yang mengental atau kemungkinan adanya tumor.

Baca juga: Paparan Obat Plastik dan Kertas Berisiko Terkena Kanker Payudara Apa saja tes untuk mendiagnosis kanker payudara?

Dokter Diani menganjurkan agar wanita selalu memeriksa kondisi payudaranya, selama hamil dan menyusui.

Jika Anda menemukan benjolan yang berpindah-pindah atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain saat berpindah, mungkin itu adalah benjolan yang baik.

Namun jika benjolan tersebut tidak kunjung bergerak saat diraba, Diani menyarankan agar ia memeriksakan diri ke dokter karena khawatir itu merupakan tanda kanker payudara.

Tes bermanfaat yang dapat dilakukan antara lain USG payudara atau USG.

Menurut laporan dari Cleveland Clinic, USG payudara diperlukan untuk mendeteksi kelainan pada payudara, seperti kista, tumor, atau fibroadenoma. Jenis skrining kanker payudara lainnya adalah mamografi, MRI dan biopsi.

  Dengarkan berita dan cerita terbaik yang kami pilih langsung di ponsel Anda. Pilih saluran favorit Anda untuk bergabung dengan saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top