WASHINGTON DC, virprom.com – Media Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa Israel telah meyakinkan Gedung Putih bahwa rencana serangan balasan terhadap Iran tidak akan menargetkan fasilitas nuklir atau minyak Iran.
Israel sebelumnya telah mengumumkan tindakan pembalasan setelah Iran menembakkan rudal balistik ke negara itu pada 1 Oktober 2024.
Serangan Iran tersebut merupakan respons terhadap pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para pemimpin Hizbullah di wilayah tersebut, yang bersekutu dengan Teheran, serta seorang jenderal Garda Revolusi Iran.
Baca juga: Israel Terus Serang Hizbullah di Lebanon, 21 Orang Tewas
Mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, Washington Post menulis bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menenangkan diri di Gedung Putih.
Secara khusus, serangan balasan yang dia rencanakan hanya akan menargetkan situs militer di Iran.
The Wall Street Journal juga mengutip para pejabat AS yang mengatakan komitmen tersebut dibuat selama panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Netanyahu pekan lalu.
Hal serupa juga terjadi dalam pembicaraan baru-baru ini antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan timpalannya dari Israel Yoav Galant.
“Rencana itu dianggap enteng di Washington,” lapor Washington Post, mengutip AFP.
Biden diketahui memperingatkan Israel agar tidak menyerang fasilitas nuklir atau minyak Iran.
Tujuannya adalah untuk mencegah eskalasi perang regional lebih lanjut dan ketakutan akan kenaikan harga energi global.
Baca juga: Meski Israel Diperintah Mundur, Pasukan UNIFIL Tetap Di Tempat
Serangan tersebut merupakan serangan langsung kedua Iran terhadap Israel, menyusul serangan rudal dan drone pada bulan April sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap konsulat Iran di Damaskus yang dikaitkan dengan Israel. Dengarkan berita dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.