Selama 10 Tahun, Jokowi Dinilai Tunjukkan Keseriusan Penguatan Industri Pertahanan

Jakarta, virprom.com – Menurut Christian Guntur Lebang, analis keamanan politik di Laboratorium ke-45, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjukkan keseriusan dalam mempromosikan industri pertahanan Indonesia ke negara lain dalam 10 tahun terakhir. Khususnya di tingkat Asia Tenggara.

Hal ini terlihat dari produksi alutsista dalam negeri yang cukup tinggi permintaannya di negara-negara Asia Tenggara.

“Tapi tidak semua (alutsista) yang dianggap alutsista paling penting seperti tank dan pesawat tempur. Berbeda dengan negara lain di Asia Tenggara, kita beli lokal, tidak impor semuanya,” kata Guntur kepada virprom.com, Selasa (8/ 10)./2024) di Jakarta.

Baca Juga: Peningkatan Anggaran Pertahanan; DPR Baru Minta Pasokan Panglima TNI Optimal

Oleh karena itu, ia menilai sektor pertahanan merupakan sesuatu yang patut diapresiasi pada era kepemimpinan Presiden Jokowi.

Jadi, satu hal yang patut diapresiasi di era Jokowi adalah adanya langkah-langkah serius untuk memperkuat industri pertahanan, ujarnya. 

Berdasarkan data yang dihimpun Lab 45 dari Military Balance+ 2024, Indonesia menempati peringkat tertinggi di antara negara-negara ASEAN dalam pengadaan senjata sebesar 31 persen.

Sementara itu, negara-negara Asia Tenggara lainnya membeli semua senjata besar yang dimiliki Indonesia.

Misalnya saja 21 persen Thailand dan 19 persen Singapura; Vietnam, 16 persen; Malaysia 7% dan Filipina 6%.

Namun Guntur mengatakan ada kesenjangan di sektor pertahanan.

Menurut dia, pada era Jokowi, permintaan alutsista dari luar negeri masih sebatas kontrak.

“Tapi sisi negatifnya, pembelian kita di level kontrak baru. Barangnya belum sampai,” ujarnya.

Baca Juga: Kesepakatan ketiga untuk membeli jet tempur Rafale mulai berlaku; Bahkan 42 buah sesuai pesanan

Ia juga mencatat, alutsista dalam negeri memang terawat dengan baik pada masa pemerintahan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Jokowi.

Menurut dia, hal tersebut juga merupakan penerapan Minimum Essential Force (MEF).

“Kementerian Pertahanan menyadari keterbatasan anggaran pemerintah di bawah Pak Prabowo pada tahun 2021 pasca-Covid, dan berdasarkan data yang menunjukkan adanya peningkatan pemeliharaan senjata,” ujarnya. 

“Makanya kita harus evaluasi karena MEF bukan hanya soal akuisisi, tapi memastikan senjata yang ada siap tempur,” ujarnya. Dengarkan berita bagus dan pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top