Ukraina Siap Tingkatkan Produksi Senjata dalam Negeri, tapi Terkendala Dana

KYIV, virprom.com – Ukraina pada Sabtu (14/9/2024) menyatakan siap meningkatkan produksi senjata dalam negeri, namun saat ini terkendala dana.

Meski masih memperluas produksi senjatanya, Kiev bergantung pada persediaan senjata era Soviet dan pasokan dari Barat untuk sebagian besar pertahanannya melawan agresi Rusia.

Oleksandr Kamishin, penasihat presiden untuk isu-isu strategis, mengatakan pada konferensi yang diadakan di Kyiv: “Saat ini, batasannya bukan pada kapasitas produksi, tetapi pada dana.”

Baca juga: Pelajari Rudal Storm Shadow yang Ingin Digunakan Ukraina untuk Menyerang Rusia

“Setiap perusahaan produksi memberi tahu kami: kami melakukan banyak hal, kami membutuhkan pembiayaan yang tepat,” ujarnya, seperti dikutip kantor berita AFP.

Ia mengatakan kepada AFP, kapasitas produksi Ukraina sebesar 20 miliar dolar AS (308 triliun rupiah), namun hanya 7 miliar dolar AS (107,8 triliun rupiah) dari anggarannya.

“Sulit berproduksi dengan uang, tidak mungkin tanpa uang, makanya kami dorong investasi di bidang pertahanan dan keamanan,” kata Menteri Pertahanan Rustem Umarov dalam acara tersebut.

Baca Juga: Pertukaran 103 Tawanan Perang Rusia-Ukraina, Dengan Mediasi UEA, Satu Lagi Desa Ukraina di Timur Jatuh ke Tangan Rusia

Salah satu solusinya, menurut mantan jenderal AS David Petraeus, adalah dengan menggunakan aset Rusia yang terkumpul senilai $300 miliar (Rs 4,62 triliun).

Industri pertahanan Ukraina telah mencapai kemajuan pesat baru-baru ini, termasuk keberhasilan uji coba rudal balistik pertama yang diproduksi di dalam negeri dan “drone rudal” jarak jauh buatan Ukraina yang disebut Palanitsia.

Baca juga: Ini Usulan Solusi Akhiri Perang di Ukraina dan Gaza. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top