virprom.com – Beberapa orang mungkin mengalami efek samping tertentu saat minum kopi, sehingga disarankan untuk menghindari kebiasaan tersebut. Jadi siapa yang tidak boleh minum kopi?

Ternyata, penderita sindrom iritasi usus besar, glaukoma, penyakit jantung, dan ibu hamil disarankan untuk tidak minum kopi.

Selain itu, konsumsi kopi sehari-hari juga sebaiknya dibatasi tidak lebih dari empat cangkir, agar tidak menimbulkan efek samping tertentu, seperti sakit perut dan diare.

Untuk lebih jelasnya, cari tahu siapa yang tidak boleh minum kopi di bawah ini.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Minum Kopi Hitam? Begini penjelasannya… Siapa yang dilarang minum kopi?

Orang-orang tertentu tidak boleh minum kopi, termasuk penderita sindrom iritasi usus besar, glaukoma, dan penyakit jantung.

Pasalnya, kandungan kafein di dalamnya dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan sehingga dapat memperburuk kondisi yang ada.

Disarikan dari Eat This dan WebMD, berikut ini mereka yang tidak boleh minum kopi: Orang dengan sindrom iritasi usus besar

Orang yang menderita sindrom iritasi usus besar sebaiknya menghindari minum kopi setiap hari.

Pasalnya, kandungan kafein pada kopi dapat meningkatkan frekuensi buang air besar sehingga meningkatkan risiko diare. Wanita hamil atau menyusui

Wanita hamil dan menyusui dianjurkan membatasi konsumsi kafein hingga 200 miligram per hari, atau setara dengan dua cangkir kopi.

Pasalnya, kafein dapat meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil dan dehidrasi pada ibu menyusui.

Baca juga: Kopi apa yang paling sehat? Berikut penjelasannya… Penderita gangguan tidur

Kebiasaan minum kopi dapat menurunkan kualitas tidur malam Anda, sehingga Anda akan mudah merasa mengantuk dan lelah keesokan harinya.

Mereka yang mengalami gangguan tidur disarankan untuk membatasi konsumsi kopi hariannya dan menghindarinya enam jam sebelum tidur. Orang yang menderita glaukoma

Minum kopi akan meningkatkan tekanan intraokular, terutama pada penderita glaukoma.

Faktanya, menurut penelitian, terlalu banyak minum kopi dapat meningkatkan risiko penyakit glaukoma pada orang yang berisiko mengalami tekanan mata tinggi.