Bukan Rem Blong, Ada Bahaya Lain Saat Melintas di Kawasan Bromo

MALANG, virprom.com – Toyota Fortuner bernomor polisi B 1683 TJG mengalami kecelakaan hingga terjun ke jurang di Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo pada Senin (13/5/2024) sekitar pukul 18.30 WIB.

Akibat kecelakaan tersebut, empat penumpang kehilangan nyawa dan lima orang lainnya luka-luka. Mereka dilarikan ke RS Sumber Sentosa, Kecamatan Tumpang.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Malang AKP Adis Dani Garta mengatakan, rombongan mobil tersebut pulang dari penjemputan pengantin baru di Kabupaten Lumajang, menuju kawasan Gondanglegi.

Baca Juga: Identitas Korban Fortuner Terjun ke Jurang di Kawasan Bromo, 4 Meninggal Dunia

 

Kemungkinan saat kami sampai di TKP, rem mobil blong karena jalanan di atas bukit. Tapi perlu kita selidiki lebih lanjut, ujarnya.

Mobil tersebut terjatuh ke jurang pinggir jalan dengan kedalaman sekitar 100 meter.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan ada 2 kemungkinan penyebab Fortuner terjun ke jurang di kawasan Bromo dan bukan rem yang blong.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan Fortuner di Bromo yang Menewaskan 4 Orang

“Overshoot (keluar lintasan) atau tidur kemungkinan rem blong agak jauh karena lihat mobil masih tergolong baru (diluncurkan November 2023), rata-rata mobil mahal juga terawat, kita tunggu saja rincian hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas,” kata Sony kepada virprom.com, Selasa (14/5/2024).

Sony mengatakan saat berkendara di jalan berkelok dan berbukit, pengemudi cenderung melayang sehingga mengabaikan bahaya.

“Pengendara sering tergoda untuk selip, di sini rata-rata pengemudi merasakannya, padahal semakin cepat selip maka semakin sulit mengendalikan kendaraannya,” kata Sony.

Baca Juga: Pesta Pernikahan Fortuner Masuk Jurang di Kabupaten Bromo, Polisi: Diduga Rem Blong

Kondisi akan semakin sulit jika selip menghadap tikungan, menurut Sony kemungkinan terjadinya overshoot sangat tinggi karena pada titik tikungan biasanya permukaan jalan lebih licin, berdebu atau tidak rata.

“Yang paling sulit adalah bagaimana mengendalikan emosi agar kecepatan kendaraan disesuaikan dengan kemampuan kendaraan dan kondisi jalan. Boleh saja pelan-pelan, tapi ingat setiap tikungan, rintangan dan sejenisnya harus diperhatikan Sony. dikatakan.

Sony mengatakan pengemudi harus hati-hati membaca kondisi jalan untuk menentukan strategi manuver yang aman dari segi metode dan akurasi.

Baca Juga: Fortuner Terjun ke Jurang di Kawasan Bromo, 4 Penumpang Meninggal

“Saat memutar kemudi, memilih gigi apa, bagaimana penumpang tidak menjadi labil, ban bertahan dengan baik dan pemilihan kecepatan kendaraan, ketika membaca pertimbangan tersebut, pengemudi pasti akan fokus pada keselamatan,” kata Sony. .

Betapapun kuatnya sebuah mobil, menurut Sony, mobil tidak dirancang untuk menyelamatkan penggunanya dari bahaya kecelakaan atau terguling. Oleh karena itu, pengemudi harus memperhitungkan segala risiko.

Berapa kali menggelinding sejauh 200 meter? Bagaimana kondisi penumpang di dalam, kata Sony. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita pilihan Anda untuk mengakses Kompas com Saluran WhatsApp : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top