Pengemudi Fortuner Kerap Dicap Arogan, Ini Kata Toyota

JAKARTA, virprom.com – Bukan rahasia lagi jika pengemudi sports utility vehicle (SUV) seperti Toyota Fortuner kerap dicap sebagai pengemudi yang sombong, meski tidak semua penggunanya seperti itu, hanya sebagian saja.

Pasalnya, dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa kasus arogansi pemilik Toyota Fortuner yang viral di media sosial. Mulai dari penggunaan plat TNI palsu, hingga ugal-ugalan di jalan hingga memangsa pengendara lain.

Baca Juga: Gear Tinggi MotoGP Indonesia 2024, Semua Bagian Sudah Pada Tempatnya

Bahkan tak hanya di Indonesia, rasa bangga para pengemudi Fortuner juga terjadi di Thailand. Hal itu diungkapkan seorang warga negara asing (WNA) asal Australia bernama Damian Hoo di akun Instagram miliknya beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal tersebut, Business Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy mengatakan, hal ini terutama terjadi pada pengguna pribadi, bukan mobil bekas.

“Mungkin jangan salahkan mesinnya, karena tergantung penggunanya. Mungkin saya membela pengguna Fortuner lainnya, mereka juga memanfaatkan komunitas Fortuner dengan baik dan penuh hormat, kata Anton saat dihubungi Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Jadi saya orangnya mau pakai mobil apa saja atau tidak. Kekayaan juga membanggakan, jadi menurut saya kebetulan saja, lanjutnya.

Sebelumnya, Training Manager Jakarta Defensive Driving Consultancy (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, tidak hanya jenis mobilnya saja, kualitas yang melekat pada pengemudinya akan mempengaruhi karakter seseorang saat berkendara.

“Dalam hal ini pengemudi dipengaruhi oleh ukuran mobilnya. “Dalam pemahamannya dia (pengemudi) merasa baik, dia minta pengecualian, dia merasa mobilnya paling mahal, mungkin dia juga anggota lembaga, yang terjadi seperti itu,” kata Jusri.

Menurut Jusri, perilaku seperti ini tidak hanya terjadi di negara berkembang, tapi juga di negara modern dan maju.

“Dimana datanya meliputi harga mobil, dimensi mobil, keanggotaan pada organisasi sosial besar yang diakui, festival, perkumpulan, masyarakat yang terikat dengan kondisi tersebut tidak memahami bahwa jalan raya adalah ruang publik yang seharusnya ada. dibagi, yang harus dibagi,” kata Jusri.

Baca juga: Peningkatan Cruise Control untuk Berkendara di Jalan Raya

Jusri menyarankan, jika menjumpai pengemudi yang sombong, sebaiknya pengguna jalan lain mengalah dan tidak merugikan diri sendiri.

“Yang harus kami lakukan adalah menyerah. “Penyampaiannya jangan sampai menimbulkan pikiran-pikiran cemas, bila kecemasan itu terlalu dalam kita akan kebingungan, barulah bisa diambil tindakan yang mendesak,” kata Jusri. Dengarkan berita terbaik dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk bergabung dengan Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top