Kemenko PMK Telusuri Dugaan Pelanggaran Aturan di PPDS Undip hingga Terjadi Perundungan

JAKARTA, virprom.com – Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah menyelidiki dugaan kejanggalan dalam penyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). PhD. Kariadi,Semarang,Jawa Tengah.

Valcito yang merupakan Pj Perwakilan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk Peningkatan Mutu Pendidikan dan Koordinasi Pantang Beragama mengatakan, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemengkes) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian. dan Sains. Teknologi (Kemendykburistek).

Tentu yang paling dekat adalah kita berkoordinasi dengan kementerian teknis dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Kesehatan, kata Varsito Kemenko kepada wartawan di kantor PMK, Senin (19/8/19).

Baca juga: Kasus Kematian PPDS Undip, Kemenko PMK Sebut Korban Lansia Terlalu Terbebani.

Varsito menjelaskan dalam rapat koordinasi tersebut, Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan akan meminta klarifikasi terhadap penerapan peraturan dan pengawasan dalam pelaksanaan program pelatihan anestesi bagi mahasiswa kedokteran Undip.

“Seberapa baik peraturan teknis ditegakkan, dan seberapa baik universitas tempat terjadinya insiden (bullying) benar-benar menegakkan peraturan yang ada,” kata Varsitto.

Selain itu, lanjut Vascito, penegak hukum tetap bertanggung jawab mengusut insiden dugaan intimidasi dan dugaan keterlibatan.

Biarkan polisi yang mengusut atau menyelidiki masalah ini, ujarnya.

Baca Juga: Keluarga Bantah Mahasiswa ARL Undip Bunuh Diri

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, seorang mahasiswa PPDS Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, ditemukan tewas di kosnya pada Senin malam (12 Agustus 2024).

Menurut polisi, korban Auliya Risma Lestari meninggal dunia setelah disuntik obat penenang. Sekitar pukul 22.00, Senin (12/8/2024), seorang pria Tegal ditemukan tewas di sebuah rumah kos di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah.

Kepala Tim Reserse Kriminal Polres Semarang Andika Dharma Sena melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024), mengatakan, “Dia memang bunuh diri dan pelaku menyuntikkan narkoba ke tubuhnya.”

Bunuh diri dapat terjadi ketika seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang dapat membantunya.

Jika Anda mempunyai masalah yang sama, jangan menyerah dan putuskan untuk mengakhiri hidup.

Layanan konseling mungkin bisa menjadi pilihan bagi Anda untuk menghilangkan rasa cemas Anda.

Akses layanan kesehatan mental atau berbagai layanan konseling alternatif. Anda dapat mengunjungi website Into the Light Indonesia berikut ini:

Https://www.intothelightid.org/tangan-kill-diri/hotline-dan-konseling Dengarkan berita terkini dan unggulan langsung ke ponsel Anda. Untuk mengunjungi saluran WhatsApp virprom.com, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top