Mencari Model Ideal Pembagian Makan Bergizi Gratis

virprom.com – Program makanan bergizi gratis di sekolah merupakan program utama Presiden baru terpilih Probovo dan wakilnya Gibran. Tujuan program ini adalah mewujudkan generasi muda emas yang sehat dan unggul.

Jika dilaksanakan dengan baik, program pangan bergizi gratis ini diharapkan dapat mengurangi beberapa permasalahan gizi yang masih dihadapi di Indonesia, seperti anemia remaja dan kehamilan, gizi buruk, dan stunting pada anak.

Program Pangan Dunia menyatakan bahwa 22,9 juta penduduk Indonesia menghadapi hambatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Program makanan bergizi gratis telah diterapkan di banyak negara, seperti China, Australia, dan Brazil. Jepang juga telah menggunakan sekolah sebagai cara untuk mengasuh anak selama lebih dari 100 tahun.

Profesor Sandra Fikawati, pakar Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia, mengatakan program makanan bergizi gratis harus fokus pada tujuan gizi anak.

“Ada harapan asupan makan anak meningkat. Oleh karena itu, menunya tidak boleh membosankan, porsinya harus sesuai dengan porsi anak, dan waktunya harus diberikan pada waktu yang tepat. Jadi mudah-mudahan anak-anak akan melakukannya. lebih sehat, kemudian menjadi remaja yang sehat, sehingga kelak menjadi ibu yang sehat,” ujar Prof. Fika.

Baca juga: Asal Usul Susu Ikan yang Ditawarkan dalam Paket Makanan Nutrisi Gratis

Untuk mencapai tujuan tersebut, menu makanan dalam program ini tidak hanya lengkap, tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi, antara lain protein nabati dan hewani atau produk susu, sayur mayur, dan buah-buahan.

“Dari pantauan di lapangan, konsumsi protein hewani masih rendah, kecuali telur. Selain itu, 63 persen siswa biasanya tidak membawa bekal,” jelasnya.

WHO mengumumkan pada tahun 2021 bahwa anak-anak harus makan daging, unggas, ikan, atau telur setiap hari atau sebanyak mungkin. Sayangnya, saat ini konsumsi pangan hewani di Indonesia masih sangat rendah.

Untuk meningkatkan asupan protein hewani, akses terhadap pangan hewani harus ditingkatkan, salah satunya melalui program pangan bergizi gratis. Namun tetap perlu dipastikan sumber pangan yang digunakan aman dan halal.

Baca juga: Perbedaan Protein Hewani dan Nabati untuk Cegah Stunting pada Anak

Tantangan lain dari program makanan bergizi gratis adalah luasnya wilayah Indonesia serta beragamnya budaya dan keadaan di setiap sekolah. Belum lagi perbedaan pola makan dan ketersediaan pangan lokal.

Untuk menemukan model pemberian makanan bergizi gratis yang tepat, PT Japfa Comfeed Indonesia melakukan penelitian bersama PKGK UI untuk mengukur kecukupan gizi anak Indonesia dan menguji tiga model pemberian makan.

Ada juga tiga model pemberian pakan yang diuji: siap makan (RTE), siap masak (RTC), dan pemberian mandiri.

Pada model RTE, hal ini dilakukan dengan menugaskan salah satu food partner untuk menyiapkan makanan yang dibagikan kepada siswa di sekolah. Pemilihan menu melalui makanan dan diedit oleh PKGK UI.

Sedangkan pada model RTC, sekolah mengelola produksi pangan untuk anak. Bahan baku protein disiapkan oleh Japfa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top