Tabrakan Beruntun di Lajur Kanan Tol Dalam Kota, Ingat Jurus 3 Detik

Jakarta, Kompass.com – Kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan atau tabrakan beruntun kembali terjadi, kali ini di jalan tol dalam kota.

Momen kecelakaan tersebut terekam kamera dashboard pengemudi mobil pada Senin (29/7/2024) dan diunggah akun Instagram @indocarstuff.

Siaran tersebut menunjukkan lalu lintas padat di jalur kanan jalan tol kota.

Baca juga: Altic terus melakukan tur sambil mengadvokasi gerakan netralitas karbon

Mobil di depan mengerem secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kendaraan lain di belakang tidak dapat melihat sehingga terjadilah tabrakan multi-mobil.

Perlu dipahami bahwa berkendara di jalan tol memerlukan konsentrasi ekstra. Penyebabnya adalah pengendara melaju dengan kecepatan tinggi, terutama yang melaju di jalur kanan. Pada kecepatan seperti itu, jika seseorang tidak memperhatikan, kemungkinan terjadinya kecelakaan tinggi. https://www.instagram.com/reel/C-AaeLfSRnb/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==

Direktur Pelatihan Keselamatan dan Penasihat Pertahanan Sonny Susmana mengatakan banyak orang yang mengetahui jalur kanan adalah jalur paling berbahaya, namun mereka tidak peduli.

“Kenapa berbahaya? Jalur kanan adalah kecepatan berkendara tercepat,” kata Sony dalam wawancara dengan Luopan.com beberapa waktu lalu.

Untuk menghindari tabrakan beruntun, pengemudi dapat melakukan pengereman darurat dengan memutar setir ke kanan atau ke kiri, lanjut Sony, namun juga akan memperingatkan mobil bahwa ada tempat yang aman untuk dituju.

“Ini etape terakhir dimana ruang di depan sangat terbatas atau sempit. Namun perlu diingat ini bersifat sementara dan peluang berhasilnya kecil karena harus didukung dengan skill pengemudi,” ujarnya.

Sony mengatakan pengereman mobil juga harus bagus agar selalu siap saat dibutuhkan. Tidak ada tanda-tanda kurangnya cengkeraman pengereman. Hal ini juga harus didukung dengan kondisi fisik pengemudi yang prima sehingga mampu bereaksi tepat waktu.

Baca juga: Jika Anda Melihat Mobil Pribadi Menggunakan Lampu Strobo, Anda Bisa Laporkan Langsung ke Polisi

Oleh karena itu, sebaiknya pengemudi memperkirakan dengan menjaga kecepatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu mengerem keras, ujarnya.

Sementara itu, Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan pengemudi harus selalu ingat bahwa jarak aman adalah tiga detik saat bergerak maju dan mundur.

Cara ini bisa dilakukan dengan cara mengikuti kendaraan ke arah yang sama dan memastikan kecepatan kendaraan kita sama dengan kendaraan di depannya.

Carilah benda diam di kiri atau kanan jalan untuk dijadikan patokan, kalau di jalan tol bisa berupa pohon, jembatan, atau patokan kilometer (KM), kata Jasri.

Setelah garis dasar ditentukan dan kendaraan di depan melebihi batas ini, penghitungan dimulai. Hitung satu satu, dua dua, tiga tiga hingga kendaraan kita benar-benar melewati patokan.

“Jika perhitungan jarak terhadap suatu benda diam benar, berarti kendaraan berada pada jarak aman,” ujarnya.

Jusri mengatakan, yang kedua sengaja disebutkan agar hasilnya lebih akurat. Pasalnya, kemampuan manusia dalam merasakan bahaya membutuhkan waktu sekitar tiga detik.

“Dibutuhkan waktu sekitar satu detik sejak mata Anda melihatnya, otak Anda memprosesnya, hingga Anda menginjak rem.” “Sekitar setengah detik,” katanya. Dengarkan pilihan berita dan berita terkini pilihan kami, langsung ke ponsel Anda. Untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/ 0029VaFPbedBPzj13HO3D Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top