Jumlah Pekerja Indonesia yang Pakai AI Meroket, Mayoritas Gen Z

PALO ALTO, virprom.com – Penerapan kecerdasan buatan (AI) atau kecerdasan buatan di kalangan pekerja di Indonesia tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

Sekitar 87 persen pekerja terampil di Indonesia menggunakan kecerdasan buatan di tempat kerja. Jumlah ini meningkat signifikan dari 53 persen pada tahun lalu.

Temuan tersebut dipaparkan dalam studi baru Hewlett Packard (HP) yang dipresentasikan pada acara “HP Imagine 2024” di Palo Alto, San Francisco, Amerika Serikat, Rabu (24/9/2024), seperti dilansir langsung reporter KompasTekno Reska Nistanto .

Peningkatan sebesar 34 poin ini mencerminkan meningkatnya ketergantungan pada alat AI untuk meningkatkan produktivitas dan menyederhanakan operasi di seluruh industri.

Baca juga: Desainer iPhone Jony Ive bekerja sama dengan induk ChatGPT untuk membuat aplikasi AI

Di antara pengguna AI, 83 persen telah menggunakan alat AI untuk meningkatkan dan menyederhanakan alur kerja mereka.

Tren ini terutama terjadi di kalangan generasi muda atau Generasi Z (lahir 1997-2012), yang berada di garis depan dalam penerapan AI.

Namun, Baby Boomers (lahir 1946-1964) dan Jenderal

Berikut persentase pengguna AI di tempat kerja di Indonesia vs. Secara global: Gen Z: 90 persen (naik 41 poin) vs. Secara global 83 persen Generasi Milenial (lahir 1981-1996): 89 persen (naik 34 poin) vs. 75 persen Gen X di dunia: 75 persen (naik 21 poin) vs. Generasi Boomer Global 54 persen: 80 persen (naik 33 poin) vs. Secara global 36 persen

Hampir 88 persen dari mereka yang menggunakan AI dalam peran profesionalnya percaya bahwa pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi AI akan membantu memajukan karier mereka.

Proposal ini mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam cara pekerja Indonesia memandang AI sebagai alat yang tidak hanya berfungsi untuk efisiensi, namun juga sebagai cara untuk mencapai pengembangan profesional jangka panjang.

Meskipun terdapat peningkatan besar dalam penerapan kecerdasan buatan, tidak semua organisasi mempersiapkan karyawannya secara memadai untuk masa depan dunia kerja.

Sekitar 13 persen pengguna AI mengatakan perusahaan mereka tidak memberikan pelatihan AI yang memadai, sehingga meningkatkan kekhawatiran mengenai seberapa baik karyawan dibekali untuk menggunakan alat-alat ini secara efektif.

Baca juga: CEO Google mengomentari ketakutan pengembang akan digantikan oleh AI

Pada saat yang sama, ketakutan terhadap AI terus meningkat, terutama di kalangan mereka yang belum menggunakan teknologi tersebut.

Sekitar 60 persen pekerja terampil yang saat ini tidak menggunakan AI menyatakan kekhawatirannya bahwa pekerjaan mereka akan digantikan oleh sistem AI, yang merupakan peningkatan sebesar 12 poin dalam ketakutan tersebut.

HP mensurvei 1.000 pekerja terampil, 200 pengambil keputusan TI, dan 100 pemimpin bisnis di Indonesia untuk Indeks Hubungan Ketenagakerjaan 2024, yang dilakukan pada 10 Mei hingga 21 Juni.

Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai Career Engagement Index 2024 di situs resmi HP pada tautan berikut. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top