Rencana Berbahaya Kebijakan “Impor Dokter”

Rencana politik Kementerian Kesehatan yang membuka “keran” bagi “dokter impor” tidak hanya menimbulkan kontroversi, namun juga secara strategis sangat berbahaya bagi kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa.

Hal ini kontroversial karena ditolak secara politis di kalangan dokter dalam negeri. Pernyataan dari para dokter yang tampaknya mendukung agenda kebijakan menteri mungkin saja muncul.

Jika tidak, dekan fakultas kedokteran di universitas sekelas Universitas Airlangga tidak bisa dipecat karena menolak rencana tersebut. Tidak perlu ada PHK jika dokter benar-benar mendukung rencana tersebut.

Saya kira pemecatan tersebut merupakan permainan kekuasaan atas nama “menunjukkan sanksi” kepada para dokter di seluruh nusantara untuk menciptakan efek jera.

Pesan yang ingin kami sampaikan, tidak ada salahnya menolak rencana pemerintah mengimpor dokter, meski kita tetap mengklaim hidup di negara demokrasi.

Penolakan berarti membahayakan status dan profesi dokter. Hal tersebut baru-baru ini dialami Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Argumen akademis yang seharusnya dianggap sangat kompeten di bidangnya justru berakhir buruk karena tidak sesuai dengan agenda politik otoritas Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, dari sudut pandang strategis, rencana kebijakan impor dokter di satu sisi bertentangan dengan stabilitas negara, dan di sisi lain tidak sesuai dengan semangat yang berkembang saat ini.

Lihat rencana kebijakan Departemen Perdagangan yang mengenakan tarif hingga 200 persen pada impor Tiongkok.

Rencana politik ini kontroversial karena terlambat. Pemerintah menyadari bahwa kita tertinggal dalam membangun ekosistem industri manufaktur setelah produk lokal kita diimpor oleh Tiongkok.

Alhasil, rencana kebijakan tarif tersebut menimbulkan kontroversi karena terkesan terlambat. Ancaman disini adalah hancurnya industri lokal, setelah industri lokal menjadi ketergantungan dan sangat bergantung pada impor China karena harga yang murah, barulah pemerintah bertindak.

Tidak dapat dihindari, rencana ini dapat memperburuk keadaan, karena di satu sisi akan menyebabkan inflasi pada produksi di masa depan, dan dapat menyebabkan tindakan pembalasan dari Tiongkok yang dapat menyebabkan perang dagang.

Jika ini terjadi, Indonesia akan kembali menjadi korban karena Tiongkok adalah mitra dagang utama kita.

Jadi, kembali ke rencana impor dokter, dari sudut pandang keamanan nasional, tidaklah bijaksana untuk menerapkan kebijakan yang akan berdampak buruk bagi dunia medis kita di masa depan.

Layanan kesehatan adalah bagian dari sektor publik, begitu pula pendidikan dan infrastruktur dasar. Oleh karena itu, anggaran ketiga bidang tersebut di satu sisi sangat besar, dan di sisi lain keterlibatan pemerintah sangat kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top